JAYAPURA – Angka penderita Pnumonia (radang paru) dan Diare bagi anak,anak di Provinsi Papua tertinggi di Indonesia, UNICEF dab Dinas Kesehatan Provinsi Papua mencatat 3,5 Persen lebih tinggi dari rata-rata nasional sebesar 2 persen di Tahun 2018.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua, dr. Robby Kayame dalam keterangan persnya di Abepura mengungkap jika dengan presentasi tersebut dapat diartikan 3-4 anak Papua dari 100 anak menderita radang paru, yang tentu sangat berbahaya dan dapat mengakibatkan kematian.
Sementara data UNICEF tahun 2015 menunjukkan Indonesia adalah negara dengan angka kematian anak akibat Pneumonia yang tertinggi ketujuh di dunia.
Hasil Riskesdas menyebutkan rata-rata 1,26 juta kasus pneumonia balita
ditemukan di Indonesia setiap tahun dalam 6 tahun terakhir di Indonesia
dan harus mendapatkan perawatan. Tak kurang dari 379 miliar rupiah
harus dihabiskan untuk perawatan tersebut. Angka yang tidak kecil
jumlahnya dan sangat menguras dana pembangunan kita. Lebih dari
25.000 anak di Indonesia meninggal setiap tahunnya.
Sementara di dunia, berdasarkan estimasi data United Nations Inter-Agency Group for Child Mortality Estimation untuk tahun 2018, diperkirakan lebih dari 800 ribu kematian terjadi setiap tahun, atau satu orang balita meninggal setiap 39 detik disebabkan oleh pneumonia.
Selain Pneumonia, diare juga masih menjadi masalah kesehatan utama di
dunia. Setiap tahun diare membunuh 525.000 anak balita. Hampir 1,7 miliar
kasus diare pada anak terjadi di Dunia setiap tahunnya. Di Indonesia,
berdasarkan profil kesehatan di Indonesia tahun 2020, diare menjadi
penyumbang kematian nomor dua setelah pneumonia pada anak usia di
bawah 1 tahun yaitu 9,8% kematian, dan pada kelompok anak balita
sebesar 4,55%. Bukan angka yang kecil khususnya jika terjadi di Papua yang
tidak besar jumlah penduduknya.
Pneumonia dan diare sangatlah berbahaya. Komplikasi yang ditimbulkan
dari infeksi bakteri Pneumokokus, salah satu bakteri yang menjadi
penyebab tersering pneumonia, tidak hanya akan menyerang paru-paru,
tetapi juga menyebabkan penyakit serius pada organ tubuh penting
lainnya seperti otak, telinga, hingga tulang. Menyebabkan sakit yang luar
biasa dan jika tidak segera ditangani tentunya akan menyebabkan kematian.
Atas kondisi ini, Pemerintahan Provinsi Papua melalui Dinas Kesehatan menyambut baik program Imunisasi PVC dan Rotavirus di Papua, yang sudah dimulai sejak September 2022 lalu secara nasional.
Sekitar 11 ribu fial PVC dan Rotavirus disiapkan untuk memberikan kekebalan atas penyakit ini kepada seluruh anak-anak usia hingga 5 tahun di Papua.
“Kementrian Kesehatan telah menginstruksikan akan pemberian imunisasi tambahan yakni Imunisasi PVC dan Rotavirus. Imunisasi PVC diberikan kepada bayi usia 2 bulan, 3 bulan dan 12 bulan, dengan acara disuntik. Sementara untuk Imunisasi Rotavirus diberikan pada anak usia 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan dengan cara ditetes. Pemberian Rotavirus dapat mencegah anak terkena diare,”kata Kepalaa Dinas Kesehatan Provinsi Papua, dr. Robby Kayame, Kamis (2//2/2023).
Diakuinya, untuk pemberian imunisasi Rotavirus, khususnya di Papua baru diberikan di dua wilayah di Papua, yakni Kota Jayapura dan Kabupaten Merauke.
“Awal di dua wilayah ini, namun kedepan akan diberikan kepada seluruh wilayah, termasuk wilayah DOB (Daerah Otonomi Baru, red),” ucapnya.
Dikatakan Kepada Dinas, untuk pemberian kedua imunisasi ini gratis dan tersedia di fasilitas kesehatan, baik Rumah Sakit maupun Puskesmas.
“Kita sudah siapkan ketersediaannya, dan gratis. Jadi mari manfaatkan baik ini, karena imunisasi ini sangat bermanfaat bagi kesehatan anak-anak kita. Imunisasi ini aman digunakan, karena lebih dari 100 negara di dunia sudah memberikan imunisasi ini kepada anak-anak lebih dulu,”ucapnya.
“Mari bapak ibu, ingat akan masa depan anak-anaknya. Imunisasi ini penting, silahkan datang ke Rumah Sakit atau Puskesmas,”sambungnya.
Sementara Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang Papua, dr. Jemes Thimoty, M.Kes., Sp.A (K), meminta kepada seluruh orang tua di Papua memanfaatkan imunisasi tersebut.
“Imunisasi PVC dan Rotavirus ini adalah imunisasi yang sangat mahal, sehingga jika pemerintah menggeratiskan maka kita sangat bersyukur. Maka mari bapak ibu, dan semua orang tua khususnya di Papua untuk memanfaatkan momen ini. Silahkan datang ke Rumah Sakit atau Puskesmas,”ucapnya.
Sementara, dr. Husni Muttaqin, selaku Healt Officer Imuunization UNICEF, turut menyampaikan hal serupa.
“Kepada semua masyarakat di Papua, mari sebarkan informasi penting ini, agar anak-anak kita terbebas dari Pneumonia dan Diare. Jadi memang kita belum memenuhi cakupan imunisasi di beberapa daerah, dan ini ada resiko, dengan peningkatan kasus-kasus yang bisa dicegah dengan imunisasi, seperti campak dan lainnya. Sehingga mari suksesnya imunisasi apapun itu, supaya hal-hal yang tidak diinginkan bisa dicegah, “pungkasnya.