JAILOLO, beritalima.com – Dinas Kesehatan Kabupaten Halmahera Barat (Halbar), Maluku Utara, menggelar Rapat Koordinasi Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Frambusia dan pelatihan kader lintas pengelola program Puskesmas, di Aula Hotel D’Hoek, desa Hatebicara, kecamatan Jailolo, Rabu (11/10/2017).
Kepala Dinas Kesehatan Halmahera Barat Atty Tutupoho kepada beritalima.com, mengatakan, pelaksanaan kegiatan ini, untuk mencegah penyebaran Penyakit Frambusia di wilayah Kabupaten Halbar, Frambusia hingga kini masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia.
Apalagi Penyakit yang disebabkan oleh Treenema Pertenue ini, Lanjut Atty, di tularkan melalui kontak langsung dari cairan luka penderita ke luka terbuka orang sehat. Dan penyakit ini terutama menyerang anak usia kurang dari 15 tahun yang tinggal di daerah dengan tingkat sosial ekonomi yang rendah.
Untuk itu,Tanpa penanganan yang tepat, maka penyakit tersebut dapat menyebabkan ke cacatan yang menetap pada tulang kaki dan hidung.
Menurutnya, Penyakit Frambusia di Maluku Utara, masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan adanya kasus Frambusia Positif yang ditemukan dengan cara pemeriksaan Rapid Diagnosit Test (RDT) di empat Kabupaten/Kota, Yaitu Kab. Halmahera Selatan, Halmahera Tengah, Hamahera Barat dan Halmahera Utara.
Lanjut dia, berdasarkan laporan WHO tahun 2012, Indonesia menjadi satu-satunya Negara Regional di Asia Tenggara yg melaporkan adanya kasus Frambusia dengan fokus penyebaran terbesar berada di wilayah Indonesia Bagian Timur.
“Pada bulan Agustus tahun 2017 ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Halmahera Barat melalui Bidang P2P dengan Program pengendalian penyakit Kusta dan Frambusia telah melakukan pelacakan Rumor kasus Frambusia pada 6 Desa, di Kecamatab Loloda dan dari 286 yang diperiksa (Anak usia 2 – 15 tahun) ditemukan kasus positif dengan RDT sebanyak 5 kasus dan secara klinis sebanyak 25 kasus,”ungkapnya.
Ia berharap, semoga dengan kegiatan ini menjadi perhatian serius baik bagi pengelola program di setiap Puskesmas di kabupaten Halmahera Barat (Halbar), agar penanganan penyekait seperti ini dapat teratasi.
“Semoga dengan kegiatan ini sehingga mencapai target yang diharapkan bersama,”pungkasnya. (ssd)