Dinkes Sidak Penjual Takjil Untuk Pastikan Makanan Yang Dikonsumsi Aman

  • Whatsapp

Tulungagung, beritalima.com- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, menggelar Inspeksi (Sidak) ke sejumlah pedagang makanan/minuman atau takjil.

Sidak dilakukan, dalam upaya untuk memastikan keamanan kandungan bahan pangan yang banyak dikonsumsi masyarakat khususnya di bulan Ramadhan 1444 H tahun 2023

Lokasi sidak diantaranya, daerah Desa Tugu, Karangrejo, Gendingan, Tapan, Ketanon, Kepatihan, Jepun, Pinka Kutoanyar.

Kepala Dinkes Tulungagung dr Kasil Rochmad melalui Kasi Farmasi dan Perbekalan Masduki mengatakan, sidak kali ini untuk mengambil sampel makanan/minuman yang dijajakan untuk takjil, Jumat, (24/03/2023) sore.

“Hari ini kita lakukan pengambilan sample bahan makanan/minuman total ada 12 tempat yang menyebar di wilayah Tulungagung,” terang Masduki.

Menurutnya, dari 40 sample bahan makanan/minuman yang diambil dari berbagai wilayah tersebut, akan dilakukan uji produk untuk memastikan aman atau tidak untuk dikonsumsi.

Ditambahkannya, dari hasil uji produk terhadap 11 jenis takjil, sebanyak 4 produk takjil dinyatakan positif mengandung zat kimia berbahaya.

“Dua zat kimia berbahaya yang kita temukan yakni, pewarna textile dan Rhodamin B dan itu kita temukan di wilayah Kutoanyar Kecamatan Kota Tulungagung,” tambahnya.

Lanjutnya, dua produk tersebut merupakan jenis olahan makanan kerupuk pohong dan minuman berupa sirup.

“Dari hasil pantauannya di tahun sebelumnya kita sudah menemukan, ternyata kali ini kita masih juga mendapatkannya,” lanjutnya.

Masduki menjelaskan, bahan makanan yang mengandung bahan tersebut jika dikonsumsi masyarakat tidak secara langsung dirasakan efeknya. Namun, jika dikonsumsi secara terus terusan maka efek jangka panjangnya adalah bisa menyebabkan kerusakan pada ginjal.

Pihaknya juga menghimbau, masyarakat harus menghindari mengkonsumsi produk makanan yang berwarna menarik, karena makanan yang berwarna terang lebih sering mengandung bahan kimia yang berbahaya.

Hal ini dikarenakan, banyaknya permintaan dari masyarakat dan produsen yang nakal tetap memakai bahan berbahaya tersebut.

“Untuk itu, kami akan melakukan penelusuran ke produsennya. Sekali lagi masyarakat harus lebih pandai dalam memilih dan memilah makanan yang sehat,” pungkasnya.(Dst).

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait