Dinkes Tulungagung Peringati Hari AIDS Sedunia

  • Whatsapp

TULUNGAGUNG, beritalima.com- Peringatan Hari AIDS Se-dunia bermaksud, untuk mengajak masyarakat di seluruh dunia untuk mengatasi ketidaksetaraan yang menghambat kemajuan untuk mengakhiri HIV/AIDS.

Hari AIDS sedunia, diperingati setiap tanggal 1 Desember sejak tahun 1988 dan WHO menetapkan tanggal 1 dipilih sebagai hari AIDS sedunia.

Hadir dalam acara, Wabup Tulungagung H. Gatut Sunu Wibowo, SE, Kepala Dinkes dr. Kasil Rokhmad, MMRS, Kabid P2P Didik Eka, Sekretariat Komisi Penanggulangan AIDS Ifada Nur Rohmania dan pegiat lainnya.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Didik Eka mengatakan, diketahui bersama bahwa Hari AIDS sedunia digagas oleh penggiat dari seluruh negara di dunia.

“Ini merupakan suatu apresiasi bagi kawan-kawan muda kita, yang telah patuh untuk survive, tetap berdaya guna, berkarya, tanggung jawab, baik terhadap pribadinya, keluarga dan masyarakat. Tentunya, dengan patuh minum Antiretroviral (ARV),” kata Didik. Kamis, (1/12/2022)

Disampaikannya, dengan adanya peringatan hari AIDS sedunia, bukan berarti kita menstigma dan mendiskriminasi orang-orang yang kebetulan di dalam tubuhnya ada HIV. Tetapi mengingatkan yang sehat bahwa, mereka itu sakit, dan perlu kita tolong, Bukan justru didiskriminasi.

“Kebanyakan di sekitar kita, jika itu ada yang menderita sakit HIV/AIDS malah dijauhi dan dikucilkan,” ujarnya.

Didik menambahkan, sesuai dengan tema Tahun ini adalah “Penderita HIV, Cegah HIV Yang Setara dan Berdaya” , artinya, Setara dengan manusia yang sehat, Berdaya bisa survive tetap mempertahankan hidupnya.

“Yang menderita sakit HIV/AIDS, harus tetap semangat menjalani hari-hari seperti orang sehat dan tetap produktif,” tambah didik Eka.

Lanjutnya, untuk data penderita AIDS di Tulungagung belum update. Mengacu dari data yang kemarin diterima, untuk Tulungagung tahun ini masih sekitar 63 orang.

Namun, jika di koreksi secara keseluruhan, jumlah penderita HIV AIDS di Tulungagung sebanyak 3.177 kasus dari tahun 2006-2022. Meninggal dunia sekitar 400, sisanya minum ARV dan masih hidup.

“Untuk penderita yang meninggal tahun ini ada 4 kasus, karena mereka lolos follow up dan menghentikan minum ARV,” lanjut Didik

Pihaknya menerangkan, fungsi ARV adalah menekan pertumbuhan virus. Jadi ketika minum ARV dihentikan akhirnya virus bertambah banyak di dalam tubuh, sehingga saat virusnya banyak maka akan menggerogoti anti bodi seseorang.

“Sistem kekebalan terus digerogoti muncullah beberapa penyakit yang seharusnya tidak diderita oleh orang-orang normal. Seperti diare berkepanjangan, TBC dan lainnya. Saat ini, Tulungagung di tingkat provinsi masuk 5 besar terbanyak penderita HIV/AIDS,” terangnya.

Didik juga mengungkapkan, sementara ini baru 9 puskesmas yang bisa melayani pemberian obat ARV. Diakhir tahun dan semester depan, 32 puskesmas sudah bisa memberikan ARV, ditambah dengan rumah sakit swasta seperti, Rumah Sakit Islam, RS Muhammadiyah dan RS Madinah.

“Dari sisi pelayanan, dinas Kesehatan akan memberi kemudahan kepada kawan-kawan yang kebetulan di dalam tubuhnya ada virus HIV/AIDS untuk mendapat ARV, dan itu kita berikan secara gratis, tidak seperti negara- negara yang lain, harus membayar satu bulan sekitar 3juta’an,” ungkap Didik.

Sementara itu, Kadinkes Tulungagung, Kasil Rokhmad menuturkan, di sekitar acara ini, juga ada penderita HIV/AIDS, namu kita sama sekali tidak bisa membedakan, mana yang terkena HIV/AIDS dan mana yang bukan

“Di acara ini, ada penggiat, ada penderita dan macam-macam. Semakin baik layanan kesehatan, maka kasusnya akan meningkat, karena kasus yang ditemukan sebelumnya terus sehat dan ada yang baru terkena, sehingga bisa terus bertambah,” tuturnya.

Kasil juga berpesan kepada seluruh masyarakat Tulungagung, agar tetap bisa berkomunikasi dan silaturahmi dengan penderita HIV/AIDS.

“Pesan saya, HIV/AIDS virusnya dijauhi, jangan orangnya,” pungkasnya. (Dst).

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait