KUPANG, beritalima.com – Sudah bukan hal baru lagi jika berbagai inovasi bisnis berbasis digital dari PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur (PT. BPD NTT) maju pesat saat ini dan bahkan menginspirasi seluruh pelosok negeri. Setelah dikunjungi direksi sejumlah BPD pada awal tahun ini, maka pada Kamis (15/9/2022) pagi, Bank NTT dikunjungi sebuah tim kecil dari BPD Kalimantan Selatan (Kalsel).
Tim ini dipimpin Direktur Operasional BPD Kalsel, Ahmad Fatrya Putra, yang didampingi Kadiv Dana & Digital Banking, Hambali, Kadiv IT, Rudy Fahrurazi, Kabag Digital Banking, Putri Maya Sari, Analis Bagian Pengembangan IT, Haris Prasetyo serta staf Bagian Digital Banking, Ubaidillah Alkaff.
Mereka diterima oleh Direktur Utama Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho, didampingi tiga direktur lainnya, yakni Direktur Dana dan Treasury, Yohanis Umbu Praing, Direktur IT dan Operasional, Hilarius Minggu, serta Direktur Kepatuhan, Christofel Adoe. Ikut hadir pada pertemuan yang berlangsung di lantai lima kantor pusat Bank NTT, hampir seluruh kepala divisi.
Dalam agenda Audiensi dan Diskusi antara Bank Kalsel dan Bank NTT tentang Pengembangan Produk dan Layanan Berbasis Digital. Bank NTT ini, tidak lain, tim dari BPD Kalsel mau mempelajari pengembangan produk dan layanan berbasis digital yang selama ini sudah diterapkan oleh bank kebanggaan masyarakat NTT ini.
Direktur Utama Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho saat itu membeber sejumlah keunggulan tentang pengembangan produk dan layanan berbasis digital Bank NTT membuat jajaran Direksi Bank Kaltim terpukau.
Aneka layanan digital yang sudah membuat Bank NTT menjadi ikon layanan perbankan berbasis digital ini dipaparkan oleh Dirut Alex, diantaranya Smart Branch System (SBS) yang mencakup Mesin SBS Materi, Mesin KIOS-K, Mesin CRM, Smart Teller System, Smart EDC Bank NTT, Be Ju Bisa (Laku Pandai) dan Agen Dia Bisa. Terbaru, tentang aplikasi BPungPetani yang merupakan gagasan cerdas Bank NTT bersinergi dengan elemen pentahelix untuk menghadapi ancaman krisis pangan global.
Sebelumnya, ketika menerima tim dari BPD Kalsel, Direktur Dana dan Treasury Bank NTT Yohanis Landu Praing mengatakan, kunjungan dari Bank Kalsel merupakan sebuah kehormatan untuk semua insan Bank NTT.
“Hari ini Bank NTT berkomitmen untuk terus berinovasi dan bertransformasi dalam sektor pelayanan, karena memang sangat besar tuntutan dari nasabah. Perkembangan dunia digital sangat cepat, mengharuskan kita pun mendesain aneka layanan yang inovatif dan berbasis digital,”ujarnya.
Tak hanya itu, Direktur TI dan Operasional, Hilarius Minggu saat itu menambahkan bahwa sebelumnya ketika ditantang untuk berubah, resikonya agak berat. Namun dengan segala kemampuan, Bank NTT berusaha untuk berubah dan hari ini semua masyarakat NTT bisa menikmatinya.
Bertransaksi maupun ketika bekerjasama dengan Bank NTT sudah tidak sulit lagi. Bank NTT sudah meninggalkan pola layanan perbankan yang bersifat tradisional dan melangkah maju ke era layanan digital. “Namun tidak mengapa, kami ucapkan selamat datang, mari kita sama-sama belajar,”ujar Hilarius.
Sementara Direktur Kepatuhan Bank NTT, Christofel Adoe saat itu sangat berterimakasih karena BPD Kalsel mau menjadikan Bank NTT sebagai mitra dalam sebuah kolaborasi cerdas dalam membangun sebuah sistem layanan perbankan berkualitas, serta berbasis digital.
“Ini bukan belajar, tetapi teman-teman dari Kalsel datang agar kita berbagi bersama. Kami bisa belajar dari kelebihan BPD Kalsel, dan teman-teman bisa belajar juga dari sini. Sebenarnya kunci keberhasilan kami disini adalah kerja keras dan kerja bersama. Kolaborasi dari semua divisi berjalan baik,”tegas Christ.
Terkait layanan perbankan berbasis digital menurutnya bukan tanpa resiko, melainkan memiliki resiko tinggi. Karena itu, Bank NTT terus melakukan proteksi terhadap keamanan data nasabah, agar jangan bocor kemana-mana. Ini adalah jaminan kualitas dalam layanan digital perbankan.
Direktur Operasional Bank Kalsel, Ahmad Fatrya Putra menyebut Bank Kalsel mengadaptasi dan bersinergi dengan Bank NTT sebagai upaya mempermudah transaksi bagi nasabah secara digital dan mendukung ekonomi masyarakat.
Dikatakan, adaptasi digital ini antara lain adalah transformasi SBS, Smart EDC, juga akuisisi Laku Pandai yang dilakukan karena selama ini dinilainya masih belum optimal pengelolaan transaksi keuangan daerah secara digital dan non tunai, khususnya penerimaan daerah yaitu pajak dan retribusi.
“Untuk layanan digital seperti QRIS dan Laku Pandai dalam proses perizinan,” katanya.
Sedangkan, transformasi digital dengan SBS saat ini hanya sebatas satu cabang milik Bank Kalsel dan diharapkan adaptasi dengan Bank NTT ini akan dapat memaksimalkan pengelolaan keuangan dalam penerimaan pajak dan retribusi.
“Banyak hal baru yang kami pelajari di Bank NTT dan mudah-mudahan dapat memberikan hal positif bagi Bank Kalsel,”katanya.
Usai dialog, dilanjutkan dengan perkunjungan ke Kantor Cabang Utama (KCU) Kupang dan Kantor Cabang Khusus (KCK) untuk melihat dri dekat layanan perbankan berbasis digital, yakni Smart Branch System atau layanan hybrid atau perpaduan antara layanan konvensional dengan digital. (*)