Kata entrepreneur berasal dari bahasa Perancis Entreprende yang artinya melakukan kegiatan tertentu untuk menghasilkan produk, menjual dan memasarkan produk, dan biaya overhead yang tidak ada hubungannya dengan biaya produksi seperti bayar sewa tanah dan bangunan, upah untuk tenaga kerja, bunga atas modal, yang nantinya menghasilkan keuntungan.
Hal itu dilontarkan Khoirul Hasyim, Direktur Perusahaan Daerah Air Minum (Perumdam) Tirta Kencana sebagai narasumber saat presentasi entrepreneur di Seminar Nasional yang diselenggarakan Fakultas Agama Isllam UNWAHA Jombang, dengan mengambil tema Mencetak Generasi Muslim Entrepreneur, Kreatif Inovatif Di Era 5.0, Sabtu (18/3/2023).
Hal itu disemangati juga oleh Dekan Fakultas Agama Islam Universitas KH. A. Wahab Hasbullah (UNWAHA) Drs. Waslah, M.Pd.I kepada adik – adik mahasiswa sebagai agen perubahan dalam mengikuti seminar nasional agar nantinya bisa menjadi pengusaha muslim yang kreatif dan inovatif di era Society 5.0.
Lanjut Hasyim, tentang defenisi kerja bahwa pengusaha merupakan orang yang menggabungkan berbagai faktor produksi, proses, bahan baku, mengubah bahan mentah menjadi produk jadi dan menciptakan utilitas dan menjadi hasil bumi di pasar untuk mendapatkan keuntungan.
“Jadi pengusaha itu dibuat bukan dilahirkan,” tandasnya.
Namun dalam entrepreneur atau kewirausahaan dapat didefinisikan dalam berbagai cara, tapi empat
elemen kunci yang terlibat di dalamnya adalah innovation, risk taking, vision, and organizing skill. Keempat elemen kuncu itu ujarnya, merupakan kapasitas dan kemauan untuk mengembangkan, mengatur dan mengelola usaha bisnis bersama dengan risikonya untuk membuat sebuah keuntungan.
“Contoh kewirausahaan yang paling nyata adalah
dimulainya bisnis baru,” imbuhnya.
Oleh karena itu dijelaskan Direktur Perumdam Tirta Kencana Jombang bila menjadi wirausahaan membutuhkan karakteristik dan keterampilan khusus yang seringkali dicapai melalui pendidikan, kerja keras, dan perencanaan. Namun ada beberapa karakteristik kewirausahaan diantaranya adalah risk taker, perceptive, curious, imaginative, persistent, goal setting, self confident, flexible, independent, dan hard working.
Juga ditegaskan Hasyim, bahwa kewirausahaan ada empat tahap, pertama menjadi sang pemimpi atau the dreamer, the architect bahwa pemimpi bukan arsitek yang baik, mengubah mimpi menjadi kenyataan atau the builder, dan tahap keempat setelah bisnis tumbuh menjadi penggarap untuk memandu bisnis melalui berbagai tingkat pertumbuhan atau the cultivator.
Hal menarik disampaikan Khoirul Hasyim dihadapan para mahasiawa Unwaha bahwa pentingnya kewirausahaan terdiri dari tiga aspek yaitu aspek ekonomi dapat menciptakan peluang kerja, sosial dapat meningkatkan pendapatan untuk standar hidup dan aspek psikologis membantu orang agar bisa kreatif.
Reporter : Dedy Mulyadi