Jakarta | beritalima.com – Dirgahayu ke – 15 BSM dan PPIKERTI, Perkumpulan Praktisi Ilmu Kesehatan Tubuh Indonesia dengan mengambil tema Meningkatkan Kesembuhan bersama Inovasi Body Space Medicine Indonesia, Dibawah Perkumpulan Ilmu Kesehatan Ruang Rubuh Indonesia, diselenggarakn di Jiexpo bekerjasama dengan beberapa lembaga yang bermitra atas terselenggaranya Body Space Medicine (BSM).
Hadir dalam kesempatan tersebut, Romo Tan Tjoe Liang, Ketua Yayasan Nalanda, Dr. Sutrisno, S.IP., M.Si., Rektor Institut Nalanda, Dr. dr. Ekawahyu Kasih, S.H., M.H., S.E., M.M., S.Pd., M.Pd. Ketua Umum Perkumpulan Induk Organisasi Kesehatan Tradisional Indonesia (PIKTI), dan John Zhangde Ran, Ketua Umum Hongkong Zhineng Health Society. Tidak lupa juga hadir, Wakil Menteri Pendidikan, Dr. Triono, S.Ag Wakil Dirjen Buddha Kementerian Agama RI, dan Direktur Tata Kelola Kesmas dari Kemenkes RI. Serya Roy Edison, BPJS Ketenagakerjaan, Dr Roy Himawan, S.Farm., Apt., M.K.M., Direktur Tata Kelola Pelayanan Kesehatan Primer, Dr. Jusuf Kristianto, MM., MHA., MPH., Ph.D., Dosen Poltekkes Kemenkes, Dewan Pakar INTI.,
Dalam sambutannya, Sinshe Ir. Hilman Rama Pratama, S.Ud., S.Tr.Kes., M.Pd mengatakan bahwa atas terselenggaranya perayaan Hari Ulang Tahun ke-15 Body Space Medicine (BSM) Indonesia Lima belas tahun, bukan waktu yang singkat. Perjalanan ini menurutnya adalah buah dari kerja keras sahabat-sahabat kami semua, penuh ketulusan dan . semangat pelayanan dari seluruh keluarga besar BSM di berbagai daerah di Indonesia.
“Keputusan untuk memulai langkah pertama adalah momen yang sangat penting, yang diprakarsai oleh Mendiang Bapak Chu Kam Hung (Sabar Chu). Dari langkah kecil penuh keyakinan inilah, perjalanan BSM Indonesia tumbuh, berjalan, dan berkembang hingga tanpa terasa, telah mencapai usia 15 tahun dengan kontribusi yang luas di berbagai daerah di Indonesia,” ujar Sinshe Hilman yang juga Ketua Umum PPIKERTI, di Lt. VI Hall Lawu, Gedung JIEXPO, pada Sabtu (18/10/2025).
Beliau pun mengatakan selama lima belas tahun ini, BSM telah membawa manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat, menjadi jembatan pengobatan tradisional dengan pengobatan konvensional yang dapat saling bersinergi, serta membangun kesadaran akan pentingnya keseimbangan tubuh dan jiwa dalam kehidupan modern.
Lanjutnya, sejak awal berdirinya, BSM hadir dengan satu tujuan agar dapat bermanfaat dalam menjaga dan memulihkan kesehatan manusia melalui keseimbangan tubuh, energi, ruang antar sel dan organ, sehingga kesehatan tidak hanya dipahami sebagai kondisi fisik, tetapi juga sebagai keharmonisan hidup secara menyeluruh. Melalui pelatihan keterampilan terapi terapis, BSM mencetak tenaga kesehatan holistik yang berdaya guna. Namun, fondasi utama BSM terletak pada Senam GITA (Gerak Isyarat Tangan) atau Senam Dong Yi Gong, sebagai inti pengaturan energi dan kesadaran tubuh untuk menyatukan pikiran, jiwa, dan gerak.
“Saya percaya, ilmu pengobatan yang hebat tanpa semangat dan sifat welas asih hanyalah pengetahuan tanpa jiwa. Sebagaimana pesan Mendiang Prof. Dr. Guo Zhi Chen, kita harus Senantiasa memiliki sifat Xiu Xin (membersihkan hati), Yang Xing (berperilaku baik), Ji De (mengumpulkan kebajikan), dan Wang Wo (menaklukkan ego diri). Nilai-nilai inilah yang menjadi fondasi spiritual BSM, agar setiap penyembuhan lahir dari hati yang bersih dan jiwa yang penuh kasih,” pungkas Sinshe Hilman.
Dalam sejarahnya, BSM lahir dari observasi bahwa tubuh manusia bukan hanya kumpulan organ, tetapi juga ruang biologis (body space) yang mengandung energi, cairan, dan jaringan yang saling berinteraksi. Ketidakseimbangan pada ruang ini diyakini menyebabkan gangguan fungsi organ dan munculnya penyakit. Juga digunakan tidak hanya untuk terapi penyakit, tetapi juga untuk meningkatkan daya tahan tubuh, memperlancar sirkulasi energi, dan mempercepat pemulihan pasien.
Dimana sejarah Body Space Medicine (BSM) berakar dari pengobatan tradisional Tiongkok kuno (Traditional Chinese Medicine / TCM) yang telah berkembang selama ribuan tahun. Gagasan ini dikembangkan lebih lanjut pada akhir abad ke-20 hingga awal abad ke-21 oleh Prof. Zhang Yingqing, seorang ilmuwan medis dari Tiongkok, yang berupaya menjembatani konsep pengobatan Timur (energi dan keseimbangan Yin–Yang) dengan sains medis modern.
Secara sederhana ungkap Sinshe Hilman, BSM adalah terapi penyelarasan ruang tubuh, di mana kesehatan dicapai ketika Energi (Qi) mengalir lancar, Cairan tubuh tidak tersumbat, Ruang antar jaringan bersih dari racun, stagnasi, atau tekanan abnormal.
Dalam praktik BSM memadukan antara akupresur dan stimulasi titik-titik tubuh (mirip dengan akupunktur), manipulasi ruang tubuh dengan tekanan lembut, pernapasan, atau gerakan tubuh, pendekatan energi (bioenergetic balancing), observasi anatomi dan fisiologi modern untuk memastikan terapi sesuai dengan aspek medis.
Ditambahkan Sinshe Hilman, pengobatan gratis untuk kesehatan masyarakat, dalam ajarannya mensucikan hati hingga lebih banyak menolong orang banyak dan mengesampingkan persoalan untung atau rugi.
Hari ini Dr Jusuf Kristianto sebagai dewan pakar INTI mendapatkan penghargaan BSM Award dalam Pengembangan Tradisional Medicine dari Sinshe Ir Hilman Rama Pratama, bersama DR ROY HImawan, Direktur Tata Kelola Pelayanan Kesehatan Primer Kemenkes RI, Dr Trisono SAg, Dirjen Kemenag di JIEXPO, Kemayoran
BSM adalah singkatan dari Body Space Medicine, sebuah pendekatan holistik yang menggabungkan teori keseimbangan energi tubuh dengan kesehatan fisik, mental, dan emosional. Metode ini meliputi terapi seperti akupresur dan akupunktur untuk menyeimbangkan energi tubuh dan meredakan nyeri atau penyakit. BSM sering kali merujuk pada teknik pengobatan kuno seperti penggunaan titik-titik akupresur tertentu, seperti Baihui, Dazhui, dan Hegu, untuk mengobati berbagai keluhan.
Pada prinsipnya, BSM memandang bahwa penyumbatan aliran energi dalam tubuh dapat disebabkan oleh perasaan negatif atau faktor eksternal, yang dapat memengaruhi kesehatan secara keseluruhan. Terapinya, meliputi pemijatan, akupresur, dan akupunktur yang merangsang titik-titik tertentu di tubuh untuk mengembalikan keseimbangan energi.
“Tujuannya adalah untuk mencapai kesehatan dan kesejahteraan yang optimal dengan menyembuhkan gangguan, meredakan nyeri, mengurangi stres, dan meningkatkan kualitas hidup,” pungkas Jusuf.
Jurnalis : Dedy Mulyadi

