Rapat yang dipimpin oleh Wahyu Hidayat (Komisaris Utama), didampingi Ananta Wiyogo dan Heri Sunaryadi (Komisaris), Margeret M. Tang (Direktur Utama), Syafruddin (Direktur) serta Friderica Widyasari Dewi (Direktur), dihadiri 33 pemegang saham yang memiliki 5.415 hak suara atau 91,16% dari total pemegang saham.
Secara aklamasi, Friderica Widyasari Dewi ditetapkan sebagai Direktur Utama KSEI periode 2016 – 2019. Friderica yang sebelumnya menjabat Direktur PT Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak 2009 sampai dengan 2015, didaulat menjadi Dirut KSEI menggantikan Margeret M Tang yang telah berakhir masa jabatannya.
Sedangkan untuk posisi Direktur I dijabat oleh Syafruddin, dan posisi Direktur II dipercayakan kepada Supranoto Prajogo, yang sebelumnya menjadi Head of HSBC Securities Services sejak 2013.
Sebagai Direktur Utama, Friderica menyampaikan program kerja Direksi KSEI 2016 – 2019, diantaranya melanjutkan rencana strategis yang dikembangkan pada tahun sebelumnya.
“Seperti diketahui, dalam waktu dekat salah satu rencana strategis yaitu pengembangan infrastruktur untuk pelaku industri reksadana di Indonesia (S-Invest) akan diimplementasikan KSEI tahun ini,” kata Friderica.
“Sedangkan rencana strategis lain berupa sistem utama KSEI (C-BEST Next-G) dan AKSes Financial Hub masih terus dikembangkan dengan memperhatikan timeline dan target yang telah ditentukan,” lanjutnya.
Menjelang realisasi rencana strategis, KSEI melakukan kesiapan dari sisi internal dengan merestrukturisasi organisasi. Restrukturisasi organisasi perlu dilakukan sebagai upaya memastikan bahwa pengembangan dapat berjalan dengan baik dan menjaga keberlangsungan infrastruktur yang telah diimplementasikan.
Selain tiga rencana strategis tersebut, saat ini KSEI bersama dengan Otoritas Jasa Keuangan dan Self Regulatory Organization tengah melakukan kajian pemungutan suara untuk RUPS yang dapat dilakukan pemegang saham secara elektronik (e-voting).
Saat ini para investor pemegang saham Emiten harus hadir atau diwakili orang lain dengan membawa surat kuasa untuk dapat menggunakan hak suaranya dalam RUPS. Kendala akan dihadapi bila investor harus menghadiri beberapa penyelenggaraan RUPS dalam waktu yang bersamaan.
“Berdasarkan data, saat ini ada sekitar 35% investor yang memiliki lebih dari satu Efek. Sepanjang tahun 2015, jumlah RUPS yang diselenggarakan lebih dari satu pada hari yang sama mencapai hampir 50% dari total penyelenggaraan RUPS,” kata Friderica.
“Konsep ini sesuai untuk Indonesia yang memiliki wilayah cukup luas dengan sebaran investor dari berbagai wilayah baik di Indonesia maupun di luar negeri,” tambahnya.
Dalam RUPST tersebut dipaparkan pula berbagai pencapaian KSEI sepanjang tahun 2015, salah satunya peningkatan jumlah investor pasar modal sebesar 19% yang merupakan rekor tertinggi peningkatan jumlah investor sejak kewajiban kepemilikan Single Investor Identification diterapkan di pasar modal pada tahun 2012.
Pencapaian lain meliputi perluasan sinergi fasilitas AKSes dengan jaringan perbankan melalui peluncuran fasilitas instruksi penarikan dana melalui ATM, penambahan jumlah Bank Administrator Rekening Dana Nasabah menjadi 9 bank, dan penyelesaian dana transaksi pasar modal melalui sistem Bank Sentral.
Dari sisi keuangan, KSEI mencatatkan peningkatan pendapatan usaha sejak tahun 2011 dengan nilai terakhir sebesar Rp 314 miliar. Sementara untuk sisi kepuasan pelanggan, hasil customer survey tahun 2015 menunjukan peningkatan tingkat kepuasan para pemakai jasa KSEI terhadap layanan KSEI. (Ganefo)