Jakarta, beritalima.com| – Program diskon tiket 30% dari KAI menjadi wujud nyata dukungan terhadap program Asta Cita Pemerintah, khususnya dalam mendorong ekonomi inklusif, memperluas konektivitas antarwilayah, serta memperkuat pemerataan pembangunan dari desa.
Sejak diberlakukan pada 5 Juni 2025, program ini telah menarik perhatian masyarakat secara luas. Hingga 28 Juni 2025 pukul 10.00 WIB, tercatat sebanyak 1.780.346 tiket telah terjual dari total 3.529.612 tempat duduk yang tersedia, atau telah menyentuh angka 50% dari kapasitas.
Anne Purba, Vice President Public Relations KAI mengatakan, tingginya minat ini menunjukkan bahwa kereta api tetap menjadi moda pilihan utama masyarakat, terutama di masa libur sekolah serta mendukung percepatan pemulihan ekonomi nasional.
“Melalui program pemerintah yang menghadirkan tarif lebih terjangkau, masyarakat kini memiliki kemampuan untuk bepergian, mengeksplorasi daerah baru, serta mendorong perputaran ekonomi melalui berbagai sektor terutama transportasi publik. Melalui KAI, program ini tentunya akan turut menghidupkan konektivitas ke berbagai wilayah, serta sektor turunan lainnya seperti ojek, angkutan lanjutan, pariwisata, kuliner, dan UMKM lokal,” ujar Anne.
KAI mencatat ada 10 KA dengan tarif diskon yang sudah banyak dipesan, seperti KA Joglosemarkerto relasi Solo Balapan – Semarang – Tegal – Purwokerto PP, KA Ambarawa Ekspres relasi Surabaya Pasar Turi – Semarang Poncol PP, KA Sawunggalih relasi Kutoarjo – Pasarsenen PP, KA Kaligung relasi Semarang Poncol – Brebes PP, KA Matarmaja relasi Malang – Pasarsenen PP, KA Pangrango relasi Bogor – Sukabumi PP (64.587 pelanggan), KA Kamandaka relasi Purwokerto – Semarang Tawang PP, KA Jayakarta relasi Surabaya Gubeng – Pasarsenen PP, KA Pasundan relasi Surabaya Gubeng – Kiaracondong PP, dan KA Sancaka relasi Surabaya Gubeng – Yogyakarta PP.
“Lonjakan penumpang ini menciptakan dampak langsung di berbagai sektor. UMKM di sekitar stasiun keberangkatan dan kedatangan mengalami peningkatan transaksi, mulai dari kios makanan, toko oleh-oleh, penginapan lokal, hingga pelaku transportasi lanjutan seperti ojek dan angkutan sewa. Peningkatan pergerakan ini membuktikan bahwa aksesibilitas transportasi publik yang terjangkau dapat menjadi katalis penting dalam menghidupkan roda ekonomi daerah,” terang Anne.
Jurnalis: Abri/Dedy

