Diskusi Bersama Togama: Menteri LH Perkuat Usulan Tokoh Lintas Agama dan Elaborasi UU

  • Whatsapp

Jakarta | beritalima.com – Menteri Lingkungan Hidup dan Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq menguatkan masukan dari tokoh agama dan tokoh masyarakat (Togama) mengenai masalah kebersihan dan kelestarian lingkungan. Dan akan mencermati lebih lanjut karena menurutnya untuk menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan tidak hanya berdiri saat dilaksanakannya Diskusi Bersama Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat.

“Tokoh agama dan tokoh masyarakat telah memberikan banyak masukan dan koreksi buat kita semua,” tandas Menteri LH Hanif Faisol Nurofiq, saat doorstop kepada awak media di Hotel Four Seasons, Senin (22/9/2025).

Diskusi lintas agama dengan mengambil tema Kolaborasi Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat Dalam Mendorong Kepedulian Lingkungan. Menteri LH tentunya akan mengelaborasi masukan dari tokoh lintas agama dengan Undang Undang Lingkungan Hidup No.31/2009 dan UU No.18/2008 tentang Pengelolaan Sampah.

“Kita tentu akan meelaborasi beberapa langkah penting, diantaranya perbaikan tata kelola dari undang-undang kita, ini juga perlu kita perbaiki, saya sangat setuju, kemudian event ini tentu harus berlangsung secara terus menerus untuk memperkuat di semua lini,” terang Menteri Hanif.

Lanjutnya diungkapkan Menteri Hanif terhadap kepedulian masyarakat, KLH/BPLH tidak akan mungkin bisa berbuat banyak tanpa dukungan dari semua pihak sehingga dapat dilakukan bersama – sama.

Hadir pada kesempatan itu sebagai narasumber diantaranya Prof. Muhammad Sirajuddin Syamsuddin biasa dikenal Kyai Din Syamsuddin, romo Arief, pendeta, Permabhuddi, tokoh agama Hindu, dan Matakin, serta dari akademisi University of Nottingham.

Sejatinya diungkapkan Menteri LH dan Kepala BPLH, tokoh agama yang hadir pada hari ini telah memberikan banyak hal masukan kepada kami, juga challenges terhadap kita, jadi tentu kita akan merumuskan semua langkah-langkah.

“Saya tidak perlu banyak ngomong, saya ingin teman-teman media membantu saya meng-capture apa yang disampaikan oleh para tokoh ini untuk disebarkan. Saya sangat ingin dibantu, jadi apa yang disampaikan oleh para tokoh ini di-equing, di-glorifikasi agar sampai kepada kita semua yang ada di lapangan,” tandasnya.

Lanjutnya dijelaskan Prof. Din Syamsuddin, selaku tokoh lintas agama Indonesia memberi apresiasi kpada Kementerian Lingkungan Hidup dan Nadan Pengendalian Lingkungn Hidup atas niat baik untuk membangun kolaborasi antara tokoh agama, tokoh masyarakat, dan pemerintah.

“Pada saatnya nanti dengan dunia usaha arena kolaborasi lintas unsur seperti ini adalah jawaban terhadap permasalahan lingkuan hidup yang kita hadapi dewasa ini yang tidak ada satu kelompok pun boleh berpretensi dapat menanggulanginya tapi haruslah lewat kerjasama dan ini sebuah awal yang baik sekali dan kami sekali lagi memberi apresiasi kepada Bapak Menteri, Bapak Wakil Menteri,” tutur Prof. Din.

Masih ditambahkan Prof. Din, masalah lingkungan hidup telah bergeser menjadi ancaman dengan terjadinya ecological collapse, environmental collapse sedewasa ini.

Pemerintah Republik Indonesia sejak zaman Orde Baru sambungnya, sudah memberi perhatian

dengan adanya Kementerian Lingkungan Hidup termasuk pada era reformasi dewasa ini. Maka dengan gebrakan Menteri Lingkungan Hidup bersama Wakil Menteri,

“Kami membawa optimisme penanggulangan ancaman lingkungan hidup di negara kita ini akan berbuah positif. Kami dari para tokoh lintas agama,

hanya bertanggung jawab memberikan penyadaran kepada umat kami masing-masing bahwa masalah lingkungan hidup, ecological collapse sejatinya adalah masalah moral. Inilah ranah tanggung jawab kami, maka kami berharap pada pemerintah untuk bertanggung jawab pada ranahnya,” tandas pria Eks Ketua MUI.

Terutama dengan adanya undang-undang maupun kebijakan-kebijakan yang pro lingkungan tandasnya, terutama juga dapat mengatasi masalah-masalah kerusakan lingkungan hidup di negara Indonesia ini.

“Selamat kepada Pak Hanif dan Pak Diaz yang saya ketahui beliau secara tidak langsung, beliau sangat berpengalaman dalam bidang ini,” pungkasnya.

Sebelumnya dijelaskan Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Wakil Kepala Badan Pengendalian Lingkungan hidup bahwa peradaban pertama terutama pada masa peeadaban Mesopotamia 4000 SM peradaban Arafah 3000 SM, perdaban dinasti Shang 1600 SM terbentuk dipinggiran sungai termasuk peradaban Sriwijaya dan Majapahit terbentuk dipinggiran sungai.

“Bagaimana pentingnya manusia hidup berdampingan dengan sungai namun apa yang terjadi sungai, semua barang yang ada di kepala dibuang di sungai sampai lemari kasur pun dibuang di sungai,” tandas Wamen LH Diaz.

Jurnalis : Dedy Mulyadi

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait