JAKARTA, Beritalima.com-
Forum Mudzakaroh Ulama (FMU), menggelar diskusi seputar Pilkada DKI Jakarta di Hotel Ibis, Sunter, Jakarta Utara, Sabtu, 1/4/2017. Dengan mengembil tema ‘Mengukur Kekuatan dari Dua Pasangan Calon (Paslon) Ahok-Djarot dan Anies-Sandy.
Diskusi yang bertujuan untuk mengkritisi kekuatan dan kelemahan kedua pasangan calon gubernur DKI Jakarta itu diharapkan dapat membawa suasana kondusif kota Jakarta. Selain itu, mampu menyatukan pandangan alim ulama terhadap hal perbedaan.
KH. Wirta Amin Assalaf Ketua Forum Mudzakaroh Ulama (FMU), Jakarta Utara, mengatakan, kegiatan tersebut sebagai shering terbatas untuk membahas berbagai hal. Terutama menjelang pelaksanaan Pilkada DKI Jakarta putaran ke dua.
Dijelaskan KH. Wirta Amin Assalaf, diskusi tujuannya untuk mengetahui kekuatan kedua pasangan calon Gubernur DKI Jakarta baik nomor 2 maupun 3. Selain itu, juga untuk menganalisa sejauh mana potensi kalah dan menang, salah satu calon kandidat.
“Melihat perkembangan isu-isu yang terjadi saat ini tentu sangat berpotensi akan memecah belah umat. Makanya kami memiliki kewajiban untuk duduk bersama menyatukan visi dan misi agar ke depan selalu tercipta kedamaian,”terangnya.
Selain itu, kata dia, berbagai kemungkinan bisa saja terjadi dalam putaran ke dua pilkada DKI mendatang. Oleh karena peran ulama harus dapat menyejukan suasana guna mencegah sesuatu yang tidak diharapkan.
“Kami sangat berharap dengan adanya pertemuan ini ke depan akan menciptakan situasi yang aman dan damai. Meski berbeda pandangan terutama menjelang pelaksanaan Pilkada nanti,”harapnya.
Dalam diskusi itu, berbagai pandangan dilontarkan antara lain terkait dengan adanya Sholat Subuh berjamaah dari Masjid ke Masjid.
Menurut pandangan Ustat Iqbal Arifin, dari From Pembela Islam (FPI), kegiatan sholat subuh berjamaah ini merupakan dakwah.
“Jadi, dalam kegiatan Sholat Subuh berjamaah ini tidak ada kaitannya dengan politik jadi jangan sampai dipolitisasikan jauh kesana. Niat kita dalam hal ini untuk menegakkan Amar Ma’ruf Nahi Munkar (menyuruh kepada yang baik, mencegah kejahatan),”jelas Iqbal Arifin. (Edi)