TULUNGAGUNG, beritalima.com- Puluhan pengusaha ternak ayam petelur yang tergabung dalam Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (PINSAR), mendatangi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Kabupaten Tulungagung untuk mengadukan keluhan.
Mereka mengeluhkan terkait harga pakan ayam yang dinilai terlalu tinggi, sedangkan dari pemerintah pusat saat ini sedang ada program harga jagung impor yang harganya relatif murah dan terjangkau.
Hal itu disampaikan oleh, Oki Anjas Asmoro selaku Kabid Prasarana Usaha Peternakan, ia mengatakan, peternak tersebut mendatangi Disnakkeswan untuk mengeluh dan minta solusi terbaik dalam mendapatkan jagung impor.
Menurutnya, karena Pinsar yang di Tulungagung belum ada cabangnya, sehingga anggota-anggota Pinsar yang tergabung di Pinsar Indonesia yang ada di Tulungagung dititipkan ke asosiasi yang sudah ada dan terdata, sehingga pembagiannya bisa lebih telak, karena bagaimanapun yang penting mendapatkan jagung impor.
“Kita usahakan semaksimal mungkin supaya teman-teman peternak yang di Pinsar Tulungagung mendapatkan jagung walaupun dititipkan. Kita harapkan, nanti untuk Pinsar Indonesia yang belum ada cabang di Tulungagung segera mendirikan cabang, agar lebih konsentrasi ke anggota peternaknya,” ujar Oki, Jum’at, 26/1/2024).
Lanjutnya, pihaknya hanya mengusulkan saja, untuk realisasinya itu keputusan dari pusat. Memberikan solusi dan sudah dijalankan, mempertegas ini sudah masuk beneran atau belum, ternyata sudah dan datanya mereka tunjukkan.
“Kita berdoanya mereka mendapatkan jagung impor, karena peternak telur yang ada di Tulungagung ini terbesar urutan ke 3 di Jawa Timur,” lanjut Oki.
Diterangkan, pengusulan ada tenggang waktu terbatas dan secepatnya, karena kalau tidak juga akan membebani kabupaten lain yang menunggu usulan, namun begitu keputusan tetap ada di pusat.
Adapun keuntungan dari mendapatkan jagung impor yakni, ketersediaan jagung yang banyak dan harga hampir setengah lebih murah daripada harga jagung lokal saat ini yang notabene banyak yang gagal panen sehingga harganya naik.
“Dengan mendapatkan jagung impor diharapkan bisa meringankan teman-teman peternak petelur, karena memang temen-temen ini masih mandiri dan tidak digandeng dari pihak manapun,” terangnya.
“Jagung impor ini merupakan program cadangan jagung pemerintah, jadi harganya memang dipatok dengan harga pokok penjualan 5 ribu, dengan tujuan untuk menstabilkan harga,” tutupnya.
Sementara itu, Imam Syafi’i koordinator peternak petelur Pinsar Tulungagung mengatakan, menghargai dan menghormati serta salut dengan Disnakkeswan yang memberikan fasilitas yang cukup memuaskan bagi peternak ayam petelur yang diwakilinya, terutama berharap mendapatkan jagung impor dan terealisasi.
“Kelangkaan jagung lokal sejak tahun 2023 karena banyak petani yang gagal panen, sehingga setok jagung terbatas dan harga yang cukup tinggi. Karena teman-teman peternak yang ada di Tulungagung masih banyak yang belum tercover, kita berusaha minta bantuan untuk dicarikan, otomatis kita minta tolong ke Dinas untuk dicarikan,” kata Imam.
Imam mengungkapkan, seluruh peternak petelur yang tergabung dalam Pinsar di Kabupaten Tulungagung setelah diverifikasi Sebanyak 46 yang belum tercover.
Kalau di Kabupaten Tulungagung Pinsar memang belum terbentuk kepengurusannya, jadi kemarin itu memang mengusulkan agar teman-teman bisa tercover dengan adanya bantuan dari pemerintah untuk menstabilkan harga, karena harga jagung lokal yang begitu tinggi.
“Alhamdulillah sampai saat ini kita masih diberi solusi yang terbaik dari Disnakkeswan dan saling menghormati, serta memberi solusi yang terbaik,” ungkapnya.
“Untuk diketahui, harga telur saat ini tidak sesuai dengan HPP pemerintah, kemarin harga jagung lokal 6 ribu harga telur 26 ribu, sekarang harga jagung 10 ribu, seharusnya harga telur di atas 30 ribu, per hari ini harga telur kisaran 22.500 sampai 23.000, apalagi harga sentrat juga naik, jika dihitung masih min kalau memakai jagung lokal,” pungkasnya. (Dst).