Disponsori FHI, 4 Caleg Beda Partai Kampanyekan Wawasan Kebangsaan

  • Whatsapp

SURABAYA, beritalima.com – Empat orang Caleg dari partai berbeda tampil bersama di acara Wawasan Kebangsaan yang digelar Forum Harmoni Indonesia (FHI) di Garden Place Hotel Surabaya, Jum’at (22/2/2019) malam.

Keempat Caleg itu masing-masing Moch Efendi SH dari Partai Perindo, Abraham dari Partai Golkar, Diah Wulandari dari Partai Demokrat, dan Benjamin Kristianto dari Partai Gerindra. Talk show ini dimoderatori langsung oleh Ketua Umum FHI, Yuli Maria Lyanawati.

Acara yang dihadiri ratusan undangan mayoritas warga keturunan ini dibuka Kepala Bakesbangpol Jawa Timur, Jonathan Judianto.

Jonathan dalam sambutannya mengatakan, menjelang Pilpres ini pihaknya berharap pada masyarakat untuk tidak gampang terpengaruh atau gampang percaya berita atau informasi hoax.

Dia juga menyebutkan, beragam perbedaan di negeri ini diharapkan justru tercipta keindahan. Dituturkan, merawat keberagaman adalah harmoni. Pancasila merupakan nilai-nilai yg universal dan nada di kehidupan kita sehari-hari. Mulai sila kesatu, dua, tiga sampai 5 ada dalam keseharian kita.

Selain menjauhi isu-isu hoax, Jonathan juga berharap seluruh lapisan masyarakat untuk cinta dan bela negara. “Sepanjang harmoni masih ada, Indonesia akan terjaga,” ujar Jonathan. “Sepanjang cinta negara, kita akan bela negara,” tambahnya.

Acara yang bertujuan untuk menjaga kedamaian dalam keberagaman ini kemudian dilanjut dengan talkshow yang 4 caleg dari 4 partai tersebut. Mereka, kendati saling mengkampanyekan diri dan partainya masing-masing, namun juga mengkampanyekan kerukunan.

Mendapat kesempatan bicara pertama, Moch Efendi, Caleg DPR RI Dapil Jatim XI Madura, menyatakan, siap memperjuangkan kesejahteraan masyarakat Madura dengan konsep mengangkat potensi gas dan wisata alam serta budaya pulau ini, di samping program bangun desa.

“Pulau Madura ini kaya akan potensi alamnya. Bumi Madura mengandung potensi yang tak kalah dengan Papua. Juga banyak tempat wisata yang indah. Karena itu, saya yang asli Madura dan sudah lama berusaha di Surabaya, akan menciptakan Perda yang pro rakyat, di samping mengajak para pengusaha asal Madura lain untuk kembali dan membangun desa asalnya,” ujar Caleg Nomor Urut 2 dari Partai Perindo ini.

Mengenai Wawasan Kebangsaan, menurut Efendi, tidak perlu dikelola formal, karena malah kurang masuk. Mustinya, lanjut dia, dikelola secara informal, diimplementasikan dalam keseharian.

Pembicara kedua, Abraham Srijaya dari Partai Golkar, juga Caleg DPR RI tapi Dapil Jatim I Surabaya. Abraham mengatakan, Wawasan Kebangsaan sebenarnya dilakukan sejak sebelum Kemerdekaan, dan dipelopori oleh kelompok millenial saat itu, terbuktikan dengan sejarah Sumpah Pemuda tahun 1928.

Namun demikian, kendati bangsa ini sudah hampir 74 tahun merdeka, Abraham mengaku masih merasakan adanya intoleransi. Bahkan, sebagai kaum millenial, Abraham mengaku masih dipandang sebelah mata, karena masih dianggap terlalu muda.

Di hadapan para anggota FHI ini, Abraham mengenal diri, sebelum memutuskan ikut jadi caleg dirinya berprofesi sabagai advokat, asli kelahiran Surabaya, dan beberapa waktu lalu telah mendapatkan penghargaan sebagai 10 Pemuda Terbaik Indonesia di katagori Humanitarian and/or Voluntarily Leadership yang diberikan oleh Junior Chamber International Indonesia.

Di kepartaian, Abraham dipercaya sebagai Wakil Ketua Umum Pengurus Pusat Angkatan Muda Partai Golkar. Dan sebagai perwakilan millenials, Abraham menganggap bahwa kesadaran millenials terhadap politik merupakan pekerjaan rumah bersama, pemerintah maupun masyarakat. Selain itu, Abraham juga mengaku suka dan kagum dengan adanya Gerakan 212, yang menurutnya tidak ada duanya di dunia.

Caleg berikutnya adalah Diah Wulandari, Caleg dari Partai Demokrat. Satu-satunya caleg perempuan yang tampil di acara ini menyatakan selama ini telah berupaya membuat generasi muda untuk memahami dan menghormati keberagaman lewat seni budaya.

Dan caleg terakhir yang memberi paparan adalah dr Benjamin Kristianto, dokter yang juga anggota Komisi A DPRD Jatim dari Fraksi Partai Gerindra. Dibanding 3 caleg lainnya, Benjamin memang paling dikenal, tidak hanya di FHI, tapi juga di masyarakat.

Politisi Partai Gerindra ini sejak 1998 pada pasiennya tidak pernah membebani biaya pemeriksaan, kecuali biaya obat. Dia mengatakan, mengapa rela menyempatkan diri buka praktik di tengah kesibukan sebagai anggota DPRD Jatim, karena dirinya pernah hidup susah.

Dalam Wawasan Kebangsaan ini ia hanya berpesan singkat, jadilah lilin. “Lilin itu bermanfaat dalam kegelapan,” ujar Caleg DPRD Provinsi Jatim Dapil Jatim 2 (Surabaya dan Sidoarjo) nomor urut 1 ini.

Lulusan S1 Universitas Padjadjaran Bandung (Unpad) dan S2 Universitas Airlangga (Unair) Surabaya ini pernah jadi Kepala Puskesmas Desa Sidomulyo, Kecamatan Pule, Trenggalek, sebelum buka praktik sendiri di Sidoarjo. Dia juga pernah mendapat mandat sebagai Direktur Medis Rumah Sakit William Booth Surabaya.

Terjun ke dunia politik sejak 2014, dan langsung terpilih sebagai anggota DPRD Jatim. “Dengan menjadi anggota dewan saya bisa membantu lebih banyak orang. Ini alasan saya masuk dunia politik,” ujar dokter dan dewan yang juga bisa memainkan gitar, piano, dan drum ini. (Ganefo)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *