SURABAYA, beritalima.com | “Pilwali Surabaya mendatang semoga bebas jadi kampanye hitam. Semoga tidak ada kandidat atau calon pemimpin yang style-nya tukang fitnah”, ujar Ning Lia Istifhama ketika ditanya soal sosok pemimpin ideal menurutnya.
“Tentu, aspek lainnya, seperti semrawung (merakyat), mau turun langsung ke masyarakat, memiliki etos kerja dan bukan bossy, itu indikator lain yang tak kalah penting. Prinsipnya, jangan sampai magabut (makan gaji buta, red.)”, tambahnya.
Aktivis Nahdliyyin yang namanya masih masuk dalam jajaran kandidat Pilwali Surabaya mendatang, menambahkan alasannya.
“Sekarang kan era digitalisasi. Nah, jangan sampai ada cyber crime, menjadikan alat siber sebagai sarana melakukan kejahatan. Kalau dalam konteks politik, maka jangan sampai gadget digunakan sebagai sarana mengembangkan ujaran kebencian bahkan fitnah yang hanya bertujuan menjatuhkan lawan politik. JanganĀ sampailah, urusan ngejar rekom saja, sampai menghalalkan segala cara. Ini bahayanya nanti, kalau sudah maju beneran, maka semakin potensi melakukan black campaigne. Lebih baik menciptakan suasana politik yang adem dan kondusif, jangan hanya bikin gaduh”, pungkasnya. (RED)