SURABAYA, beritalima.com | Perhelatan Pilwali Surabaya memang masih satu tahun lebih, tapi pemberitaan tentang siapa pengganti Tri Rismaharini selalu hangat diperbincangkan.
Bahkan nama yang muncul dalam bursa pun semakin banyak. Bahkan banyak pihak meyakini bahwa semua nama memiliki peluang yang sama untuk memenangkan kursi Surabaya satu pada September 2020 mendatang.
Sebut saja, Dedy Rahman Prehanto, Ir Herlambang Amin, Lia Isthifama, Samuel Teguh Santoo , Moch. Sholeh, Vincentius Awey, Jamhadi, Fandi Utomo, Moch. Mahmud, Zahrul Azhar As’ad, Sukma Sahadewa, Whisnu Sakti Buana, Asrul Ananda, Drs. KH. Abdullah Faqih,
Diantara nama yang semakin ramai membuat orang penasaran ialah Lia Istifhama. Sosok aktivis perempuan dan dosen tersebut selalu trending di sosial media. Ibu dua anak yang selalu mengelak soal ambisinya meraih kursi Surabaya satu, selalu menyebut dirinya sedang berproses dan menjalani apa yang sedang dihadapinya. Ditanya soal peluang mendapatkan rekom partai, Lia menjawab opo jare.
“Saya orangnya logis ya. Tidak usah mekso, kalau kata orang Surabaya. Opo jare nanti lah. Manusia hanya bisa berikhtiar, tapi semua kembali pada kehendak Allah SWT. Yang jelas saya menjalani apa yang bisa saya lakukan saat ini. Kalau ada yang bilang saya ini Cawali bonek, ya Monggo. Gapapa. Saya kan memang Bonek Suroboyo”, jelasnya tersenyum.
Ditanya lebih lanjut soal Nawa Tirta yang dicetusnya, Lia menjelaskan keoptimisannya.
“Jadi gini, nawa Tirta itu muncul tiba tiba karena ada relawan nanya, mbak Lia punya nawa apa? Alhamdulillah, dalam waktu singkat saya nemu jawabannya.
Yaitu nawa Tirta. Pikiran saya saat itu, harus ada suatu pokok pikiran yang menandakan program berkesinambungan, kontinyu. Nah, aliran air seperti itu. Terus mengalir. harapan saya, tentu yang mengalir adalah kebaikan. Dan kok kebetulan , Surabaya ini pertautan sungai besar, yaitu sungai Brantas dan kali mas. Terlebih, Bu Risma kan identik dengan taman, nah taman kalau mau terus hidup, ya butuh air kan”, pungkas aktivis Lembaga Perlindungan Anak Bina AnNisa ini. (rr)