Ditengah Pandemi, Plh Bupati Trenggalek Mengajak Masyarakat Maksimalkan Potensi Daerah Masing-masing

  • Whatsapp

TRENGGALEK, beritalima.com –

Dampak buruk mewabahnya virus corona, telah memporak-porandakan sendi ekonomi masyarakat Indonesia. Termasuk pula, hampir seluruh lapisan warga Kabupaten Trenggalek. Namun begitu, keterpurukan tersebut janganlah dijadikan alasan untuk menjadikan diri patah semangat dan hanya prasrah dengan menunggu uluran datangnya bantuan.

Hal itu sebagaimana disampaikan oleh Pelaksana Harian (Plh) Bupati Trenggalek, Joko Irianto yang secara massif berkelanjutan memberikan edukasi serta motivasi kepada masyarakat. Baik yang ada didaerah perdesaan ataupun di mana saja agar mau bangkit dan melawan trauma akibat pandemi Covid-19.

“Bersama-sama, mari kita bangkit dan lawan pandem. Salah satunya, dengan memaksimalkan semua potensi yang ada. Mulai dari potensi alamnya, hingga potensi manusianya sendiri,” himbau Plh. Bupati Trenggalek pada waktu meresmikan Kampung Tangguh Semeru (KTS) di Desa Sumberbening, Kecamatan Dongko, Rabu (24/2/2021).

Diantaranya, lanjut Joko Irianto, produksi Kopi Sengungklung yang sudah mampu diterima pasar. Dengan kemasan bagus serta cita rasa unik khas kopi Trenggalek, akhirnya menjadikannya sebuah produk unggulan didaerahnya.

“Di bawah naungan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), potensi Sengungklung bisa dimunculkan. Sehingga, masyarakat optimis bisa bersaing, ditambah lagi cita rasanya yang unik berbeda dengan jenis Kopi Robusta,” sambungnya.

Ditambahkan Plh. bupati yang juga Sekretaris Daerah Trenggalek ini,
pada umumnya kopi jenis Robusta memiliki cita rasa pahit. Akan tetapi hal itu berbeda dengan kopi Sengungklung. Kopi dari lereng Gunung Sengungklung yang berada diantara wilayah Kecamatan Dongko dan Kecamatan Pule ini, “Memiliki rasa agak masam seperti Arabika, jadi bisa bikin beda,” ujarnya.

Sementara itu, Mei Hanggono, selaku pengelola Kopi Sengungklung asal Desa Sumberbening menuturkan, bahwa Sengungklung merupakan nama sebuah gunung tertinggi yang ada di daerahnya (perbatasan antara Dongko dan Pule).

“Ketinggiannya sekitar 1.000 hingga 1.200 mdpl dan nama gunung ini yang kami jadikan brand kopi tersebut,” sebut Hanggono.

Dirinya sangat optimis jika kopi Sengungklung kedepannya akan mampu berdiri sejajar dengan merk kopi lain yang telah ada sebelumnya. Bahkan pihaknya sudah mulai memasarkan produk olahan kopi ini ke luar daerah hingga ke luar negeri dengan manfaatkan bantuan TKI maupun TKW. Diharapkan, dengan dukungan semua pihak termasuk Pemerintah Daerah, produk olahan kopi yang ada di Desa Sumberbening ini bisa menjadi daya ungkit ekonomi masyarakat.

“Produk yang kita produksi baru berupa biji kopi rosting dalam kemasan. Semoga dengan adanya dukungan semua pihak, ini menjadi salah satu pembangkit ekonomi kerakyatan pasca pandemi,” harapnya. (her)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait