Diterjang Banjir, Jembatan Penghubung Antar Desa di Abdya Memprihatinkan
BLANGPIDIE Beritalima.com — Salah satu jembatan penghubung antara desa di Teupin, Kecamatan Manggeng dan Desa Alue Rambot Kecamatan Lembah Sabil Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) Kondisinya memprihatinkan.
Pasalnya, selain kondisinya badan jembatan patah, tumpukan kayu dan sampah juga memenuhi kolong jembatan. Akibatnya, air sungai tidak bisa mengalir secara normal.
Irwan (32) salah seorang warga kepada Beritalima.com Sabtu (2/12/2017) di Blangpidie mengatakan, jembatan penghubung beberapa desa di Dua Kecamatan tersebut kondisinya diperkirakan sudah lama seperti itu. Namun diperparah oleh hantaman banjir yang terjadi beberapa waktu lalu.
“Kalau kepala jembatan memang sudah lama patah, namun baru-baru ini bertambah parah setelah dihantam banjir membuat kodisi jembatan mulai melengkung,” tuturnya.
Karena tambahnya, air sungai tidak lagi mengalir secara normal, karena terbendung dengan tumpukan dahan kayu dan sampah yang berada ditiang penyangga jembatan.
“Tumpukan Kayu, Bambu dan sampah plastik tersangkut ditiang penyangga jembatan sehingga aliran sungai tidak lagi mengalir secara normal karena terbendung dengan tumpukan sampah,” imbuh Irwan.
Menurutnya, faktor sampah tersebut menyebabkan kondisi jembatan penghubung antar desa bertambah parah dan memprihatikan.”Kalau debit air sungai tingging, tentu kayu-kayu itu akan menahan derasnya air, dan jika penyangga tidak sanggup menahan, tentu jembatan akan abruk kesungai,” ulasnya.
Hal senada juga disampaikan oleh salah seorang warga setempat, menurutnya, jika kayu dan dan sampah tidak segera dibersihkan kemungkinan jembatan terancam jatuh kesungai.” Kalau tidak segera dibersihkan sampah tersebut, kemungkinan jembatan akan jatuh kedasar sungai,” ulasnya.
Menurutnya, sampah dan kayu yang tertahan tersebut tidak bisa dibersihkan dengan alat sederhana karena bukan dahan dan pohon saja tetapi rumpunan banbu juga tersangku dibawah jembatan sehingga susah untuk dibersihakan.
“Kalau kita bersihkan dengan tangan dan alat sederhan memang bisa, namun, rerumpunan tidak bisa diangkat, selain menggunakan alat berat,” tuturnya.
Ia berharap, agar pemerintah melalui dinas terkait,untuk bisa menurunkan alat berat, untuk mengakat rerumpunan bambu, sehingga air sungai bisa mengali secara normal.
“Apalagi ini sedang musim hujan, kalau tidak segera diatasi, tidak tertutup kemungkinan jembatan akan ambruk, jika sewaktu-waktu air sungai besar menghantam tiang penyangga,” demikan pintanya. (Jul)