Djarot Saiful Hidayat : Kita Butuh Pahlawan di Sosial Media

  • Whatsapp

SURABAYA, beritalima.com – Menuntaskan serangkaian ziarah ke makam para pahlawan di Jawa Timur, Wagub DKI Djarot Syaiful Hidayat didampingi istrinya Happy Djarot dan juga anggota DPR RI Eva Sundari mendatangi makam Bung Tomo di pemakaman TPU Ngagel Surabaya, Jumat (11/11) petang.

Bukan saja mengirim doa untuk Bung Tomo, Djarot juga mendoakan ibunda Bung Tomo yang dimakamkan bersebelahan dengan Bung Tomo.

Bagi Djarot, Bung Tomo adalah sosok istimewa karena kepahlawanan almarhum adalah non konvensional yang harus mengandalkan fisik dengan memegang senjata pada jaman perang kemerdekaan 1945. Tetapi adalah kepahlawanan dalam mengobarkan semangat, dalam melakukan perlawanan melalui media radio.

Melalui content dalam pidatonya, rakyat dibangun persatuan, dan berjihad membela Tanah Air. Sesuatu yang masih diperlukan saat ini. Kepahlawanan dalam sosial media.

“Sosmed saat ini, terutama saat Pilkada isinya justru memecah belah, saling membenci, fitnah, black campaign. Mengeksploitasi emosional, bukan akal untuk mencerdaskan,” ujar Djarot Syaiful Hidayat dengan nada prihatin.

Harusnya menurut Djarot, kampanye melalui sosmed berisi informasi gagasan, bukan caci maki kepada lawan.

Meski mendapat gangguan dalam kampanye-kampanyenya, Djarot percaya pada keadilan Tuhan pada hamba yang benar.

“Tugas manusia ikhtiar sebaik-baiknya. Doa para hamba yang teraniaya akan lebih didengar Allah SWT,” kata Eva Sundari menguatkan.

Sebelum di Surabaya, rombongan Djarot mengunjungi Pondok Pesantren (Ponpes) Tebuireng di Jombang. Bahkan sempat menunaikan ibadah Sholat Jumat di masjid dalam pondok, bersama sekitar tiga ribu santri yang sedang mondok disana.

Pimpinan Ponpes Tebuireng KH Salahuddin Wahid yang akrab disapa Gus Sholah menemani Djarot dishaf terdepan.

Selama ceramah, Wagub DKI itu terlihat tekun mendengarkan khatib, Dr KH Musta’in Syafi’i MAg yang mengurai isu terkait kepahlawanan.

Tema ini memang sesuai dengan kunjungan Djarot yang berencana untuk ziarah ke makam tiga ulama besar, KH Hasyim Asya’ri, KH Abdul Wahid Hasyim dan KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur yang sekaligus Presiden RI ke-3. Ketiganya dimakamkan di makam keluarga di dalam komplek Ponpes Tebuireng.

“Tebuireng tidak terpisah dalam perjalanan berbangsa kita. Menyumbang Kepahlawanan dalam perjuangan kemerdekaan, membentuk identitas Islam Kebangsaan yang saat ini dalam tekanan,” kata Djarot.

Usai shalat Jumat, Djarot melaksanakan ziarah ke tiga makam para pahlawan bangsa tersebut dengan ditemani Happy Djarot dan Eva Sundari.

Sebelum melaksanakan sholat Jumat, Djarot menyempatkan mampir melihat proses penyelesaian pembangunan perpustakaan Hasyim Asyari, yang masih berada di lingkungan Ponpes Tebuireng.

Gus Sholah menceritakan bahwa pembangunan fisik sudah 70 persen dan tantangan berikutnya adalah pengisian buku-buku dan material lain.

Djarot dengan antusias menceritakan pengalamannya saat mendirikan perpustakaan Bung Karno di Kota Blitar yang sekarang mengkoleksi 150 ribu buku. “Saya siap bantu Gus, saya punya akses ke beberapa sumber termasuk di Belanda yang banyak membantu Perpus Blitar,” ujar Djarot.

“Kalau bisa kita diberi semua rekaman pidato, baik video maupun cetakan dari BK. Tidak ada yang bisa mengalahkan BK soal kepiawaiannya berpidato,” ujar Gus Sholah, yang mengatakan bahwa salah satu keinginannya adalah bisa mengkoleksi bukti-bukti bahwa Pancasila sangat Islami. (*)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *