TORAJA UTARA.beritalima.com-Nama Djuli Mambaya,tidak asing lagi bagi warga Toraja,bahkan diluar Toraja.Berbagai event bergengsi telah digelar, seperti pesta seni,belum lama ini yang berlangsung di art centre Rantepao,dengan menghadirkan seniman-seniman ternama,sepatu bukti kecintaannya pada dunia seni.
Kecintaannya terhadap seni,Putra Toraja itu,Saat ini,berkiprah di Papua selaku Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU),kembali menggagas rencana pembangunan patung Yesus Kristus,di daerah Kayu Batu,Jayapura-Papua.
Niat Pemerintah Papua untuk membangun patung Yesus Kristus setinggi 42 meter,walau sempat terkendala selama 5 tahun,pembangun patung tersebut semakin dimatangkan proses rencana pembangunan patung Yesus Kristus tertinggi di dunia.
Rencana pembangunan itu,dengan melibatkan tokoh masyarakat pemilik hak ulayat, anggota Komisi IV dan V DPRD Papua, berbagai Denominasi Gereja, serta para Kepala Distrik dan Kepala Kampung di Jayapura.
Melalui rilis yang disampaikan kepada Wartawan berita lima,Rabu, 19 April 2017, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Papua, Djuli Mambaya, menjelaskan, “Saya bertekad untuk menuntaskan pembangunan Patung Yesus Kristus Tanah Papua, setinggi 42 meter,”paparnya pada rilis yang di sampaikan.
Sementara alokasi dana menurut Djuli,bersumber dari APBD Provinsi Papua sekitar Rp 300 miliar.Patung Yesus Kristus,nantinya akan menjadi tujuan wisata rohani,berkapasitas kelas dunia.”Dan tidak menutup kemungkinan akan menjadi ikon Propinsi Papua,dengan lokasi strategis dapat dilihat langsung diatas kapal pesiar yang lalulang melewati jalur patung Yesus Kristus di bangun,” ucap Djuli kembali.
Patung Yesus akan menempati tanah seluas 6 hektar di daerah Kayu Batu, dan akan dilengkapi lift sampai ke atas bagian patung, sehingga para wisatawan dapat melihat pemandangan dari bagian mata Patung Yesus, selain itu di area Pariwisata patung Yesus Kristus, akan disediakan counter-counter untuk berjualan souvenir khas Patung Yesus, sehingga masyarakat setempat dapat menikmati manfaat adanya Patung Yesus ini
“Patung Yesus ini akan menjadi simbol kebhinekaan di Tanah Papua untuk memperingati Injil masuk Papua, dan juga rasa saling menghargai sesama umat beragama, sehingga tercipta keharmonisan dari Sabang sampai Merauke, untuk itulah saya mengajak semua pihak untuk terus saling menghormati dan saling membangun demi kejayaan NKRI, “jelas Djuli. (TIM).