SURABAYA, beitalima.com | Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa melaksanakan sholat ghoib bersama ribuan jamaah Masjid Al-Akbar Surabaya untuk mendoakan almarhumah (alm) Ibu Ani Yudhoyono, istri Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, yang wafat Sabtu (1/6/2019) siang.
“Ini menjadi bagian dari cara kita untuk mengantar kepergian Ibu Ani, seseorang yang memiliki prestasi, karya, dan jasa. Terlebih lagi, almarhumah pernah mengiringi seorang Presiden RI selama sepuluh tahun,” kata Gubernur Khofifah usai sholat ghaib di Masjid Al-Akbar Surabaya, Sabtu (1/6) malam.
Gubernur Khofifah mengatakan, sebelum melaksanakan sholat ghoib ini, dirinya telah mengajak seluruh masyarakat Jatim lewat media sosial, untuk mendoakan almarhumah Ibu Ani Yudhoyono dengan berbagai cara, baik dengan membaca Surat Al-Fatihah, membaca tahlil, atau melakukan sholat ghoib secara berjamaah di masjid/musholla di lingkungan terdekat.
“Mudah-mdahan tidak hanya masyarakat Jatim, tapi juga seluruh warga bangsa ikut memberikan doa kepada almarhumah Ibu Ani,” katanya sembari menambahkan, dengan melakukan sholat ghoib dan mendoakan almarhumah, kita bisa menunjukkan bahwa bangsa ini adalah bangsa yang ramah, dan pemurah.
Kenang Sosok Bu Ani Yudhoyono
Dalam kesempatan ini, Gubernur Khofifah juga sedikit menceritakan kenangannya terhadap sosok alm. Ibu Ani Yudhoyono. Menurut orang nomor satu di Jatim ini, almarhumah merupakan seorang wanita yang tegar, dan kuat. Kesan itu dialaminya saat mengundang almarhum dalam berbagai acara.
“Saya ini kan pimpinan ormas, jadi saya berapa kali mengundang beliau. Namun ketika beliau harus mendampingi suaminya, Pak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), maka beliau akan memprioritaskan mendampingi Pak SBY, yang waktu itu menjadi kepala negara,” katanya.
Ditambahkannya, kesetiaan dan pengabdian almarhumah Ibu Ani Yudhoyono membuatnya teringat akan pepatah yang mengatakan bahwa dibalik suksesnya seorang laki-laki, terdapat wanita hebat yang ada di belakangnya. Hal inilah yang dilihatnya saat mengenang sosok almarhumah, dimana Ibu Ani mampu mengiringi suksesnya Pak SBY selama sepuluh tahun memimpin negeri ini.
“Saya rasa, support seorang Ibu Ani Yudhoyono didalam mengiringi suksesnya Pak SBY adalah sesuatu yang kita semua melihat sangat kuat sekali, karena support itu tidak sekedar secara teknis, tetapi juga secara psikologis,” lanjutnya.
Gubernur wanita pertama di Jatim ini lantas mencontohkan bagaimana support almarhumah yang begitu besar kepada suaminya, dimana pernah suatu ketika dirinya sedang berbincang dengan SBY yang saat itu menjabat sebagai Menkopolhukam dalam sebuah pertemuan di Kantor Kementerian Pemberdayaan Perempuan.
“Bu Ani kebetulan telepon saya saat itu, sambil bercanda beliau bilang, Mbak.. tolong sampaikan ya ke bapak SBY kalau saya menunggu dengan sabar di rumah,” kata Khofifah, menirukan perkataan Ani Yudhoyono. Pesan itu lantas disampaikannya kepada SBY saat berbincang santai dengan beberapa menteri.
Dari contoh tersebut, Gubernur Khofifah menilai bahwa kekuatan hubungan emosional dalam keluarga SBY dan bu Ani dapat menjadi referensi, khususnya dalam membangun family resilience, atau ketahanan keluarga bagi masyarakat Indonesia di era sekarang.
“Ini menjadi penting untuk kita jadikan referensi, sebab ada kerentanan keluarga di hari ini. Nah, sosok pak SBY dan bu Ani saya rasa khalayak akan sangat setuju bahwa ini adalah salah satu referensi betapa mereka dapat menjaga ketahanan keluarga dengan luar biasa,” ujarnya.
Gubernur Khofifah juga mengungkapkan rencananya untuk hadir dalam tahlilan di rumah duka di Cikeas, Jakarta, besok malam (2/6). Dirinya pun telah mengirimkan karangan bunga sebagai bentuk belasungkawa untuk wafatnya almarhumah Ibu Ani Yudhoyono.
“Jadi, kita semua pasti kita semua berduka cita, seluruh warga bangsa, terutama kita yang dari Jawa Timur ikut menyampaikan belasungkawa, dan turut berduka cita atas wafatnya ibu negara pada saat Pak SBY menjadi Presiden RI ke-6,” pungkasnya. (rr)