SURABAYA, Beritalima.com-
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan komitmennya dalam mendorong riset unggulan dan inovasi akademik dengan mengukuhkan enam profesor baru.
Pengukuhan ini secara nyata memperkuat peran ITS sebagai institusi pendidikan tinggi yang terus berkontribusi bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pengukuhan untuk ketiga kalinya di awal tahun ini berlangsung di Auditorium Research Center ITS, Kamis (20/2/2025).
Membuka acara tersebut, Rektor ITS Prof Ir Bambang Pramujati ST MSc Eng PhD memberikan apresiasi kepada para profesor baru yang menjadikan jumlah profesor di ITS sebanyak 221 orang. Ia menekankan pentingnya peran profesor sebagai tulang punggung dalam memajukan ITS dan bangsa melalui karya mereka.
“Dengan bertambahnya guru besar di ITS ini, mari kita giatkan riset serta kebermanfaatan dari ITS,” tegasnya.
Mengawali sesi orasi ilmiah, Prof Dr Ir Murni Rachmawati MT, profesor ke-216 ITS, menyampaikan orasi ilmiahnya yang berjudul _Keberlanjutan Arsitektur yang Terintegrasi_. Orasi ini menyoroti pentingnya kolaborasi antara teknologi dan desain dalam menciptakan lingkungan yang ramah lingkungan serta fungsional.
“Keberlanjutan dalam arsitektur dapat berjalan melalui berbagai elemen yang saling terintegrasi,” jelas guru besar Departemen Arsitektur ITS tersebut.
Kemudian, Dosen Departemen Biologi Prof Dr Nurul Jadid SSi MSc dengan judul _Menyibak Peran Biologi Sel dan Molekuler Tumbuhan dalam Peningkatan Sintesis Metabolit Sekunder_.
Dalam orasinya, ia menekankan bagaimana pendekatan bioteknologi modern dapat membantu meningkatkan produksi metabolit sekunder yang bernilai tinggi bagi kesehatan dan industri.
“Pengaplikasian biologi sel dan molekuler tumbuhan pada berbagai sektor dapat menjadi pendukung kebutuhan industri dan farmasi yang berkelanjutan,” terang profesor ke-217 ITS tersebut.
Melanjutkan sesi orasi, profesor ke-218 ITS, Prof Dr Ir Umi Laili Yuhana SKom MSc, memberikan orasi ilmiahnya yang berjudul _Rekayasa Perangkat Lunak sebagai Katalis Inovasi Digital untuk Pendidikan Berkualitas dan Berkelanjutan_.
Ia juga menyoroti pentingnya pengembangan perangkat lunak yang mampu menyesuaikan dengan kebutuhan pendidikan modern agar dapat mengakomodasi berbagai model pembelajaran.
“Hal ini diharapkan mampu membantu guru dalam menyiapkan pembelajaran yang lebih efektif dan inklusif,” papar guru besar dari Departemen Teknik Informatika ini.
Selanjutnya, Prof Dr Wiwik Anggraeni SSi MKom dari Departemen Sistem Informasi memaparkan orasi ilmiahnya yang berjudul _Menjelajahi Masa Depan dengan Big Data: Peran Predictive Analytics dalam Pengambilan Keputusan Strategis_.
Dalam presentasinya, ia menjelaskan bagaimana data besar dapat menghasilkan keputusan yang lebih akurat dalam dunia bisnis, pemerintahan, dan sektor kesehatan.
“_Predictive analytics_ berperan penting dalam pengambilan keputusan strategis di berbagai sektor dan aspek kehidupan,” ungkap profesor ke-219 ITS tersebut.
Berikutnya, Prof Ir Haryo Dwito Armono ST MEng PhD dari Departemen Teknik Kelautan membawakan orasi ilmiahnya berjudul _Terumbu Buatan sebagai Struktur Pelindung Pantai Ramah Lingkungan_.
Ia juga membahas dampak ekologis dari pembangunan terumbu buatan serta bagaimana struktur ini dapat menjadi solusi berkelanjutan untuk perlindungan pesisir.
“Terumbu buatan ini mampu menahan gelombang serta abrasi pantai yang berdampak pada kualitas perairan,” tutur profesor ke-220 ITS tersebut.
Mengakhiri sesi orasi ilmiah, Prof Dr Eng Rony Seto Wibowo ST MT dari Departemen Teknik Elektro menyampaikan orasi ilmiahnya yang berjudul _Mengawal Transisi Energi dengan Optimisasi_.
Dalam paparannya, ia menjelaskan bagaimana strategi optimasi dapat mempercepat transisi energi terbarukan dan mengurangi ketergantungan pada sumber daya fosil.
“Optimisasi transisi energi ini dapat meningkatkan fleksibilitas dan menyesuaikan dengan kebutuhan,” papar guru besar tersebut.
Menutup prosesi pengukuhan, Ketua Dewan Profesor ITS Prof Dr Ir Imam Robandi MT menegaskan bahwa menjadi seorang guru besar bukanlah akhir, melainkan langkah awal dalam memberikan kontribusi yang lebih besar.
Ia juga menekankan bahwa peran akademisi dalam riset dan inovasi akan menjadi faktor kunci dalam mendukung poin keempat Sustainable Development Goals (SDGs), yakni pendidikan berkualitas.(Yul)




