MAROS. Salah seorang dosen Fakultas Pertanian UMI Makassar kerjasama dengan Badan Litbang Pertanian Kementerian Pertanian Republik Indonesia 2020, melakukan penelitian tentang metode meningkatkan produksi tanaman kedelai di Maros.
Demikian ditegaskan Dosen Fakultas Pertanian UMI Makassar yang melaksanakan penelitian kerjasama
Badan Litbang Pertanian Kementerian Pertanian Republik Indonesia 2020, Dr. Aminah, SP., MP kepada media, Sabtu (9/1/2021).
Dijelaskan, adapun judul penelitian ini adalah, Efektivitas Metode Irigasi dan Waktu Pemberian Air dalam Mempertahankan Kelengasan Tanah Guna Meningkatkan Produksi Tanaman Kedelai (Glycine max L).
Faktor penting mendasari pengelolaan air adalah sifat-sifat tanaman terhadap kebutuhan air, jumlah air yang diberikan, cara irigasi dan karakteristik tanah dalam menyimpan air.
Faktor tersebut juga dipengaruhi kondisi agroekologi setempat seperti iklim, jenis tanah dan ketersediaan air irigasi, tegas alumni Doktor Ilmu Pertanian PPs-Unhas 2016 ini.
Kurangnya informasi dasar tentang kebutuhan air tanaman dalam kondisi tropis adalah salah satu penyebabnya penggunaan air yang tidak efisien dan pengelolaan irigasi yang tidak memadai
Tujuan penelitian ini mendapatkan komponen teknologi pengelolaan air yang efesien dan efektif dalam mempertahankan kelengasan tanah pada lahan kering guna mendukung ketahanan pangan.
Adapun tujuan khusunya adalah, mendapatkan metode irigasi terbaik yang dapat mempertahankan kelengasan tanah guna memenuhi kebutuhan air yang optimal bagi tanaman kedelai dalam meningkatkan produksi, tegas Dosen Tetap Yayasan UMI Makassar ini.
Kedua adalah, menentukan waktu pemberian air terbaik yang efektif yang dapat mempertahankan kelengasan tanah optimal guna meningkatkan produksi tanaman kedelai.
Proses penelitian ini dilaksanakan di lapangan di Kabupaten Maros Sulawesi-Selatan, pada Juni- September 2020, tegasnya.
Percobaan menggunakan Rancangan Petak Terpisah dan diulang tiga kali, dimana Petak Utamanya (PU) adalah metode irigasi yang terdiri dari tiga metode yaitu A1 = Metode Irigasi Pencar (Scatter irrigation method), A2=Metode irigasi saluran (furrow irrigation method) dan A3 = Metode irigasi Genangan (flood irrigation method) and Anak Petaknya (AP) adalah waktu pemberian irigasi yang terdiri dari tiga waktu pemberian irigasi, yaitu: W1 = setiap umur 15 hari, W2 = Saat umur 15 hari dan saat berbunga penuh dan W3 = Irigasi setiap 10 hari.
Hasil penelitian didapatkan teknik pengairan dengan metode irigasi genangan dengan waktu pemberian air saat umur 15 hari dan saat berbunga penuh berpotensi meningkatkan hasil terbukti dengan meningkatnya hasil semua komponen produksi yaitu jumlah polong 164,95, berat biji pertanaman 37,11 gram dan produksi yaitu 4,16 ton/hektar.
Hal ini mengisyaratkan bahwa metode genangan lebih efektif mempertahankan kelengasan tanah serta waktu pemberian yang hanya dua kali namun dalam jumlah yang optimal (229 liter setiap kali pemberian) dianggap juga sangat efektif mampu mempertahankan kelengasan tanah bagi tanaman kedelai, katanya. (ulla/yahya).