BANYUWANGI, beritalima.com – masalah Stunting atau yang sering disebut (kerdil) menjadi perhatian tersendiri bagi dosen Poliwangi dan Universitas Bakti Indonesia (UBI).
Stunting (kerdil) adalah dimana keadaan balita mempunyai tinggi badan yang kurang bila dibandingkan dengan teman seumurnya. Stunting berdampak pada meningkatnya kematian pada anak,mempengaruhi kognitif dan motorik, menurunkan kinerja di sekolah, meningkatkan kejadian obesitas serta penyakit.
Menurut Data prevalensi balita Stunting menurut WHO, Indonesia termasuk dalam negara ketiga dengan prevalensi tertinggi di Asia Tenggara.
Untuk ikut berpartisipasi dalam mengatasi masalah stunting dosen Poliwangi dan Universitas Bakti Indonesia berkolaborasi dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
Kegiatan yang dilaksanakan oleh Tim yang terdiri dari Lukman Hakim S.Kom., M.T, Khoirul Umam S.Pd.,M.Kom dan Agus Priyo Utomo S.ST., M.Tr.T dari Politeknik Negeri banyuwangi (Poiwangi) serta Rahmawati Raharjo S.Kep. N.s., M.Kes dari Universitas Bakti Indonesia.
menurut, Rahmawati Raharjo S.Kep. N.s., salah satu dosen dari UBI mengatakan kegiatan tersebut merupakan bentuk pengabdian kepada masyarakat.
“Sementara Kegiatan ini dilaksanakan pada Selasa 18 Oktober 2022 di Posyandu Dahlia Dusun Babakan Desa Kedayunan Kecamatan Kabat. Kegiatan diawali dengan sosialisasi alat penimbang bayi otomatis yang dibuat oleh tim pengabdian masyarakat Poliwangi. Dengan alat ini , hasil pengukuran tinggi dan berat bayi akan tersimpan di database. Sehingga tidak perlu lagi menggunakan catatan manual di kertas.”ungkapnya.
Rahma juga menambahkan bahwa hal tersebut memudahkan tenaga kesehatan dilapangan.
” Hal ini tentu akan memudahkan kerja tenaga kesehatan di lapangan. Lukman Hakim, selaku ketua tim pengabdian menyatakan bahwa kegiatan ini adalah bentuk komitmen Poliwangi dan Universitas Bakti Indonesia untuk turut serta menjadi problem solver permasalahan yang ada di masyarakat sesuai bidang masing masing. Setelah penimbangan bayi, dilakukan juga sosialisasi bahaya stunting dan pentingnya ASI .” imbuhnya.
Dalam kegiatan yang digagas tersebut, Tampak Ibu ibu sangat antusias menyimak pemaparan yang disampaikan oleh Rahmawati Raharjo, dosen ilmu keperawatan Universitas Bakti Indonesia. Dalam penyuluhan ini dibahas juga mitos-mitos yang ada dimasyarakat seputar ASI dan stunting. Ibu Rahmwati menekankan agar bayi diberi ASI ekslusif, karena ASI adalah sumber makanan terbaik bagi bayi yang mengandung gizi seimbang dan antibody untuk menjaga kekebalan tubuh bayi. (bi)