Jakarta, beritalima.com| – Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Golkar Nurul Arifin mengingatkan Pemerintah Indonesia untuk bersikap proaktif dalam merespons eskalasi konflik bersenjata antara Iran dan Israel yang sempat mengguncang kawasan Timur Tengah dan dunia selama 12 hari.
Dalam diskusi publik yang juga dihadiri oleh pengamat militer Khairul Fahmi dan Wakil Ketua Komisi I DPR RI Sukamta dari Fraksi PKS, Nurul menekankan meski konflik tersebut relatif singkat, dampaknya terasa luas hingga ranah geopolitik, ekonomi, dan keamanan internasional.
“Perang 12 hari ini mengguncang dunia. Bukan hanya karena keterlibatan Iran dan Israel sebagai representasi dua kekuatan besar, tapi juga karena intervensi pihak ketiga seperti Amerika yang memborbardir titik-titik strategis. Ini jelas mengganggu stabilitas kawasan dan dunia,” ujar Nurul.
Menurutnya, konflik ini bukan sekadar perang konvensional, tapi juga sarat akan narasi politik, identitas etnis, dan kepentingan geopolitik yang lebih dalam. Ia juga menggarisbawahi potensi ekstremisme yang dapat tumbuh di ruang digital sebagai imbas narasi perang yang dimanfaatkan oleh kelompok tertentu.
“Kalau dibiarkan berlarut, dampaknya bisa sangat luas, termasuk di Indonesia. Narasi ekstremisme berbasis konflik luar sangat rentan memicu radikalisme,” paparnya. Nurul menyampaikan, DPR khususnya Komisi I, akan melakukan rapat koordinasi dengan Kementerian Luar Negeri untuk mengevaluasi posisi dan kesiapan pemerintah, termasuk soal evakuasi WNI dari wilayah terdampak konflik.
“Evakuasi WNI adalah langkah prioritas. Saya mengapresiasi kesigapan pemerintah, namun ke depan harus lebih sistematis, termasuk antisipasi lanjutan terhadap konflik serupa,” saran Nurul, sambil mengingatkan sikap Indonesia tetap konsisten dengan prinsip politik luar negeri bebas aktif, yang tidak berpihak namun aktif mendorong perdamaian dunia.
Ia juga menyerukan perlunya diplomasi kemanusiaan dan bantuan terhadap warga sipil korban perang, sesuai amanat pembukaan UUD 1945 yang menolak penjajahan dan kekerasan di muka bumi. Dan, Nurul meminta pemerintah menjaga stabilitas harga energi dalam negeri dan memperkuat mitigasi terhadap penyebaran ideologi radikal di ruang digital.
Sementara Sukamta menyebut, akar persoalan utama tetaplah Gaza, dan selama konflik di Gaza tidak selesai, ketegangan seperti Iran-Israel akan terus muncul. Ia menyebut Iran saat ini menjadi simbol perlawanan terhadap agresi Israel dan mendapat simpati dunia Islam.
“Israel sedang terpojok karena kejahatan kemanusiaan di Gaza makin terbongkar. Bahkan penduduk dunia mulai mengalihkan dukungan. Ini memengaruhi politik domestik dan internasional Israel,” ungkap Sukamta, yang juga mengupas soal lobi zionis masih sangat kuat di Amerika Serikat.
Jurnalis: Rendy/Abri

