Jakarta, beritalima.com| – Anggota Komisi VIII DPR RI Selly Andriany Gantina prihatin dengan kondisi pendidikan di Kabupaten Lebak, Banten, yang masih jauh tertinggal. Rata-rata lama sekolah masyarakat di Lebak hingga 6,6 tahun, menunjukkan banyak anak tidak menamatkan pendidikan hingga SMP.
“Rata-rata lama sekolah masyarakat di Kabupaten Lebak itu adalah 6,6 tahun, artinya anak-anak tidak lulus 1 SMP. Tentu ini menjadi PR untuk Kementerian Sosial maupun kami yang ada di Komisi VIII, agar tingkat partisipasi setelah adanya sekolah rakyat ini bisa meningkat,” ujar Selly saat Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VIII DPR RI ke Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 34 Kabupaten Lebak (11/9).
Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar (Wajardikdas) selama 9 tahun sebenarnya telah lama ditetapkan pemerintah. Namun faktanya, di Lebak akses pendidikan masih belum merata.
Menurut Selly, program Sekolah Rakyat yang baru dijalankan pemerintah bisa menjadi jawaban. Sebab, selain membuka akses pendidikan dasar hingga menengah, juga diproyeksikan terintegrasi dengan KIP Kuliah sehingga anak-anak pelosok bisa melanjutkan hingga perguruan tinggi.
“Saya bersyukur kalau itu bisa dilakukan. Anak-anak dari pelosok Banten ini bisa mendapatkan pendidikan sampai dengan kuliah. Tapi, tentu ada PR lain, yaitu memastikan lapangan kerja bagi mereka setelah lulus,” ujar politisi PDI Perjuangan itu.
Tahun ini pemerintah baru membuka 100 titik Sekolah Rakyat, dan pada 2026 ditargetkan 100 titik lagi. Selly menekankan, kesinambungan program akan sangat bergantung pada komitmen anggaran pemerintah.
“Apakah program 200 titik yang akan disebarkan di seluruh Indonesia ini akan benar-benar memberi multiplier effect dalam menekan angka putus sekolah, ini harus dievaluasi serius. Jangan sampai hanya seremonial tanpa hasil nyata,” jelasnya.
SRMA 34 Kabupaten Lebak sendiri saat ini masih menempati gedung sementara milik Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP). Pemerintah daerah sudah menyiapkan lahan 8 hektar di Kecamatan Leuwidamar untuk pembangunan gedung permanen yang siap digunakan tahun ajaran mendatang.
Bupati Lebak M. Hasbi Jayabaya menyebut, SRMA 34 merupakan hasil kerja sama pemerintah pusat dan daerah, dengan murid seluruhnya berasal dari Kabupaten Lebak. Di Provinsi Banten sendiri, baru ada dua sekolah rakyat, yakni Kabupaten Lebak dan Kota Tangerang Selatan.
Jurnalis: rendy/abri






