JAKARTA, Beritalima.com– Upaya Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam memelihara stabilitas keamanan dan perdamaian dunia belum sepenuhnya memenuhi harapan masyarakat internasional.
Itu dikatakan Ketua DPR RI, Bambangs Soesatyo dalam pertemuan ke-4 ‘MIKTA Speaker’s Consultation’ yang diselenggarakan di Istana Tampak Siring Bali, Minggu (16/9). “Upaya PBB menciptakan keamanan dan perdamaian dunia terbentur kepada kepentingan negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB.”
Dalam menyikapi konflik Palestina-Israel, misalnya, kata Bamsoet, Dewan Keamanan PBB seakan tidak berdaya menghadapi Amerika Serikat yang merupakan salah satu anggota tetap Dewan Keamanan PBB.
Negara Paman Sam itu beberapa kali menggunakan hak veto untuk menentang draf resolusi Dewan Keamanan PBB yang mengutuk penggunaan kekerasan Israel terhadap warga sipil Palestina
Politisi senior Partai Golkar tersebut berpendapat, situasi PBB seperti itu perlu dikritisi dengan mendorong kembali proses reformasi di dalam tubuh PBB, khususnya Dewan Keamanan PBB.
Tujuannya, agar badan dunia ini bisa berperan lebih baik dalam memelihara keamanan dan perdamaian dunia, sesuai dengan harapan masyarakat internasional.
Fokus reformasi Dewan Keamanan PBB, kata wakil rakyat dari Dapil Provinsi Jawa Tengah tersebut, harus ditujukan pada upaya untuk menjadikan Dewan Keamanan lebih demokratis dan representatif.
Untuk keanggotaan, misalnya, Indonesia mendorong agar keanggotaan Dewan Keamanan memperhatikan keterwakilan antar-kawasan dan antara negara maju dengan negara berkembang, serta konstituen utama dunia dalam proposal peningkatan keanggotaan Dewan Keamanan PBB.
Terkait hak veto, Bamsoet berpendapat, tidak mudah menghapus hak veto yang dimiliki lima negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB. Namun, keberadaan hak veto itu perlu dikaji ulang.
“Bagi Indonesia, hak veto sangat tidak demokratis dan tidak mewakili suara anggota PBB. Apalagi hak veto selalu dimanfaatkan untuk kepentingan negara pemegang hak veto. Karena itu, ada baiknya hak veto tersebut dikaji ulang.”
Sejalan dengan terpilihnya Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB untuk periode 2019-2020, kata Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini, DPR RI mendukung empat prioritas yang akan dijalankan pemerintah Indonesia di Dewan Keamanan PBB.
Prioritas pertama adalah melanjutkan kontribusi untuk mewujudkan perdamaian dunia. Upaya itu akan dilakukan Indonesia dengan memperkuat ekosistem perdamaian dan stabilitas global, dengan mendorong kebiasaan berdialog dan penyelesaian konflik secara damai.
Kedua, membangun sinergisitas antara organisasi regional dan PBB untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan. Ketiga, meningkatkan kerja sama dalam memerangi terorisme, ekstremisme dan radikalisme. Prioritas keempat mensinergikan penciptaan perdamaian dengan upaya pembangunan berkelanjutan.
Wakil Ketua Umum KADIN ini berharap keempat prioritas itu dapat terlaksana dengan baik saat Indonesia menjalankan tugas sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.
Bamsoet yakin keempat prioritas Indonesia tersebut akan berkontribusi pada pemberdayaan PBB dalam memelihara keamanan internasional dan perdamaian dunia.
“Kami juga mengajak parlemen negara-negara MIKTA untuk turut mengawal dan memastikan bahwa pemerintah kita berperan dan berkontribusi dalam memelihara keamanan dan perdamaian dunia. Mari bersama kita wujudkan dunia yang aman dan damai bagi seluruh masyarakat dunia,” pungkas Bamsoet.
MIKTA merupakan forum kemitraan antara Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki dan Australia. MIKTA dibentuk pada tahun 2013, bertujuan untuk mendukung pemerintah global yang efektif. Saat ini Indonesia menjadi ketua MIKTA.
Dalam pertemuan ini dari Indonesia hadir Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah, Ketua BKSAP DPR Nurhayati Ali Assegaf, anggota Fraksi Partai Golkar DPR Fadel Muhammad, anggota Fraksi PPP DPR Hazrul Azwar, serta Dirjen Kerjasama Multilateral Kemenlu RI Febrian Ruddyard.
Dari Korea Selatan hadir Ketua Parlemen Korea Selatan Moon Her Sang, anggota parlemen Korea Selatan Lee Soo Hyuck dan Ji Sang Wuk. Australia diwakili Wakil Presiden Senat Australia Sue Lines dan dari Meksiko hadir Dubes Meksiko untuk Indonesia Armando Gonzalo Alvarez. (akhir)