SURABAYA, beritalima.com | Komisi E Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Timur berharap kepada perusahaan swasta, dan perbankan yang ada di Kabupaten/kota untuk dapat menggelontorkan atau mengucurkan dana CSR (Corporate Social Responsibility) ke sekolah SMA/SMK di Jatim.
Anggota Komisi E DPRD Jatim, Mathur Husyairi ditemui di DPRD Jatim, Selasa (14/1) mengatakan, dengan adanya bantuan atau kucuran CSR dari perusahaan tersebut, dapat mencegah pungutan liar tidak terjadi lagi. “Salah satu cara dengan melibatkan perusahaan dan Bank dapat membantu kemajuan pendidikan di Jatim,”ujarnya.
Lebih lanjut, pihaknya mendapatkan pengaduan masih ada pungutan liar oleh pihak sekolah di SMA/SMK di Jatim. Dimana pungli tersebut dikemas dalam kemasan sumbangan yang diperhalus dengan modus membutuhkan biaya untuk operasional di sekolah.
“Dana Bos Reguler dan dana BOPP (Bantuan Operasional Penyelenggaraan Pendidikan) yang dikucurkan pemerintah jika digabungkan hanya mencapai Rp 2 juta per siswa. Disisi lain, menurut keterangan beberapa kepala sekolah saat komisi E DPRD Jatim rapat di Mojokerto idealnya penyelenggara pendidikan per siswa Rp 4 juta,” katanya.
Maka itu, pihaknya pihaknya berharap untuk menghindari kekurangan anggaran tersebut, perlu duduk bersama RAPBS (Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Sekolah) untuk satu tahun kedepan antara pihak sekolah dan perwakilan orang tua siswa.
“Jika disusun RAPBS digelar, akan diketahui sumber pendapatan dan pengeluaran sekolah. Jika ada defisit maka perlu dibahas bersama langkah apa yang perlu dilakukan untuk menutupi kekurangan biaya pendidikan di sekolah,”paparnya.
Selain itu, pihaknya berharap agar pihak sekolah transparan dalam melakukan pengelolaan biaya operasional pendidikan di sekolah. “Perlu ada transparansi pihak sekolah untuk apa saja dana di sekolah,”pungkasnya. (pca)
Jatim, Provinsi Pertama Sediakan Beasiswa S1 Ke Universitas Al Azhar Kairo
UMUM | 14 Jan 2020 02:44:43 PM
Jatim, Provinsi Pertama Sediakan Beasiswa S1 Ke Universitas Al Azhar Kairo
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat menerima Tim Seleksi Program Beasiswa S1 Universitas Al Azhar Kairo Mesir, di rumah dinas Komplek Gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa (14/01). (Foto : Sugeng JNR).
Jatim Newsroom – Pemerintah Provinsi Jawa Timur mulai tahun 2020 membuka Program Beasiswa Sarjana Strata 1 (S1) untuk kuliah di Universitas Al Azhar Kairo di Mesir. Program Beasiswa mahasiswa belajar ke negeri piramida ini merupakan satu-satunya yang disediakan oleh Pemerintah Provinsi di Indonesia.
Saat menerima Tim Program Beasiswa S1, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berharap kelak lulusan dari Universitas Al Azhar ini bagian dari menyiapkan ulama-ulama di Jatim yang berwawasan Islam Moderat.
“Jawa Timur itu gudang pondok pesantren, maka program beasiswa ke Al Azhar ini upaya mencetak ulama -ulama pagar Islam Moderat,” kata Khofifah saat menerima Tim Seleksi Program Beasiswa yang diketuai Prof Abdul Kadir Riyadi di rumah dinas Gubernur di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Senin (14/01).
Dalam pertemuan itu, perempuan yang juga Ketua Umum Muslimat NU ini memberikan pengarahan agar kesempatan bagi santri-pelajar lulusan setingkat Madrasah Aliyah atau SMA yang dikelola oleh pondok pesantren untuk mengikuti seleksi kuliah di luar negeri ini. Kepada tim seleksi, Khofifah berpesan agar memberikan pembekalan wawasan kebangsaan sebelum calon mahasiswa diberangkan ke Mesir.
Ketua Tim Seleksi Penerimaan Mahasiswa Beasiswa Jatim, Prof Abdul Kadir Riyadi mengatakan, proses seleksi ini sudah berjalan, mulai dari sosialisasi ke beberapa pondok pesantren di Jatim. Namun untuk masa pendaftaran yang sedianya sampai tanggal 20 Januari 2020, atas saran Ibu Gubernur maka masa diperpanjang hingga tanggal 10 Pebruari 2020. “Atas saran dari Ibu Gubernur masa pendaftaran ditambah 20 hari lagi,” jelas Dosen Pengajar Universitas Islam Sunan Ampel Surabaya.
Program beasiswa ke Universitas Al Azhar ini disediakan kuota 50 mahasiswa. Persyaratan kualifikasi lulusan Aliyah atau SMA yang dikelola oleh pondok pesantren, hafal 2 juz Al Qur’an satu diantaranya juz 30, kemampuan bahasa Arab level 7 dan mampu membaca kitab kuning ukuranya Kitab Qifayatul Ahyar.
Proses seleksi ada tes tulis bahasa Inggris dan Arab serta tes wawancara oleh tim ahli yang dipimpin oleh Prof Mas’ud Said. Proses seleksi dengan melakukan penjaringan ke pondok-pondok pesantren. Dipilihnya, Al Azhar Kairo ini harapannya setelah lulus bisa menjadi ulama-ulama yang berpandangan moderat karena ada fenomena di Jatim berkembang arus pemikiran yang liberal dan konservatif.
“Lulusan dari Al Azhar ini nantinya menghasilkan ulama-ulama yang memberikan wawasan luas dan moderat serta tidak radikal,” pungkas laki-laki yang juga lulusan Universitas Al Azhar ini. (pno)