SURABAYA, beritalima.com – Penguatan literasi digital masyarakat menjadi salah satu target DPRD provinsi Jawa Timur. Dengan pemahaman literasi digital yang tepat, masyarakat diharapkan yang semula konsumtif bisa lebih produktif dalam memanfaatkan akses di ruang digital.
Hal ini ditegaskan oleh anggota komisi A DPRD Provinsi Jawa Timur, Dr. Soemarjono, M.Pd. Salah satu upaya yang dilakukan DPRD provinsi Jawa Timur yakni bersama Dinas Kominfo Provinsi Jawa Timur menggelar kegiatan literasi digital aspiratif bagi masyarakat di wilayah Kabupaten Pasuruan.
“Kami menyampaikan terima kasih Dinas Kominfo Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten Pasuruan yang telah sinergi dalam membantu masyarakat yang kurang melek IT agar minimal paham fungsi literasi digital. Dengan pemahaman yang tepat, semoga berdampak tidak hanya peningkatan literasi digital masyarakat, namun juga memberikan nilai tambah untuk menguatkan perekonomian masyarakat,” jelasnya.
Ia berharap, program penguatan literasi digital tidak hanya berhenti di Kabupaten Pasuruan, tapi perlu dikembangkan di daerah lain di Jawa Timur.
“Tantangan kesenjangan infrastruktur seperti sinyal, informasi hoaks dan informasi menyesatkan, serta minimnya etika digital dalam berinteraksi juga perlu kita sampaikan pada masyarakat Jawa Timur,” ungkapnya.
Soemarjono juga memberikan rekomendasi perlunya peningkatan kapasitas masyarakat dalam memahami isu dan teknologi digital.
“Kami juga mendorong pendidikan etika dan keamanan digital dalam program literasi karena DPRD memiliki peran krusial sebagai regulator, pengawas, dan fasilitator dalam ekosistem digital. Masyarakat yang cerdas digital adalah prasyarat bagi daerah yang maju, partisipatif, dan akuntabel. Jika literasi digital dan aspirasi tercapai, maka daerah pasti maju,” tegasnya.
Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik Dinas Kominfo Kabupaten Pasuruan, Sony Nuhmana, S.Kom menyampaikan untuk mengubah sesuatu yang negatif menjadi positif di era digital memang butuh upaya yang besar tapi memang harus dilakukan agar memberikan dampak untuk lingkungan.
“Saat ini literasi digital di Kabupaten Pasuruan cukup baik untuk indeks literasi digital. Namun tantangannya juga cukup besar dan tidak gampang karena wilayah Kabupaten Pasuruan yang cukup luas dengan jumlah penduduk yang banyak,” ujarnya.
Ia menjelaskan, masyarajat di Kabupaten Pasuruan sangat beragam, mulai masyarakat pesisir, pegunungan dan perkotaan.
“Butuh metode pendekatan komunikasi yang tidak sama untuk meningkatkan literasi digital masyarakat. Metode menyesuaikan kultur masyarakat,” tukasnya.
Sony menyontohkan, masyarakat di wilayah Kecamatan Kejayan agar bisa meningkatkan literasi digital masyarakat dengan mengoptimalkan potensi yang ada di wilayah yang mayoritas di sektor pertanian dan peternakan. Seperti potensi sektor peternakan, jika menggunakan media sosial hanya untuk konsumtif dan gaya hidup maka tidak memberikan dampak pada sektor ekonomi.
“Jika live tiktok menjelaskan potensi jumlah sapi dan kotorannya bisa menjadi peluang untuk produksi biogas dan pupuk maka bisa menghasilkan cuan (keuntungan uang). Tantangannya adalah bagaimana mengubah kultur masyarakat agar lebih produktif di dunia digital ini tidak bisa dilakukan hanya dengan penjelasan sekali namun harus terus dilakukan untuk mengubah pola pikir dan kebiasaan masyarakat,” ucapnya.
Sementara itu kepala dinas Kominfo Provinsi Jawa Timur, Sherlita Ratna Dewi Agustin, S.Si., M.IP menambahkan, peningkatan literasi digital aspiratif merupakan salah satu upaya Pemprov Jawa Timur beserta seluruh stakeholder seperti DPRD Provinsi Jawa Timur untuk menciptakan ruang digital yang sehat.
Kegiatan ini menjadi ikhtiar bersama untuk meningkatkan literasi digital masyarakat dalam memanfaatkan teknologi informasi.(Yul)








