SURABAYA, Beritalima.com-
Komisi D DPRD provinsi Jawa Timur mendukung dan mengapresiasi Pemprov Jawa Timur yang mulai melakukan pelebaran jalan provinsi di sejumlah daerah.
Pasalnya, pelebaran jalan ini dinilai tidak hanya mengurai kemacetan, tapi juga meningkatkan konektivitas antar daerah di Jawa Timur.
Berdasarkan data yang diperoleh PU Bina Marga Jatim, pelebaran jalan di sejumlah titik telah disiapkan anggarannya. Antara lain pelebaran jalan Ploso-Batas Kota Jombang Rp5.894.135.800, kemudian jalan Batas Kota Lamongan-Batas Kabupaten Mojokerto Rp 21.416.500.000.
Selain itu pelebaran jalan Ponco-Jatirogo Rp 16.528.200.000, jalan Maospati-Magetan Rp32.146.000.000, dan jalan Nganjuk-Kota Kediri Rp 21.000.000.000.
Berikutnya pelebaran jalan Batas Kota Malang-Batas Kota Batu Rp 13.287.000.000, jalan Lumajang-Jember Rp15.308.240.000, dan jalan Kasihan-Puger Rp 30.000.000.000.
Menurut anggota Komisi D DPRD provinsi Jatim Miseri Efendy, pelebaran jalan dilakukan dari lebar semula 6-7 meter menjadi 10-11 meter.
“Pelebaran jalan ini dianggarkan di APBD 2025,” kata Miseri Efendi.
Politisi asal Partai Demokrat ini menjelaskan bahwa pihaknya usai meninjau pelebaran jalan Kecamatan Arjosari, Pacitan-Kecamatan Purwantoro, Wonogiri. Pelebaran jalan ini dianggarkan Rp19,8 miliar.
Kendati demikian, masih ada sekitar 13 kilometer yang belum tertangani. Untuk itu, pihaknya mendorong agar sisanya ini bisa masuk di APBD 2026.
“Dengan adanya perbaikan infrastruktur, tidak hanya melancarkan lalu lintas, tapi juga meningkatkan pertumbuhan ekonomi,” sambungnya.
Pada kesempatan tersebut Miseri Efendi menegaskan bahwa pihaknya juga mengawal pelebaran jalan Maospati-Magetan dengan alokasi anggaran Rp 32 miliar lebih di tahun anggaran 2025.
“Sebenarnya ini sempat terhenti pada empat tahun lalu, saat Covid-19. Sekarang ini kita lanjut lagi, karena sudah ada pembebasan lahan,” pungkasnya.(Yul)
Sekedar diketahui, pada tahun 2025, Pemprov Jawa Timur melalui Dinas PU Bina Marga menggelar 20 proyek strategis untuk jalan dan jembatan. Rinciannya, pembangunan jalan (5 persen), pelebaran jalan (35 persen), pemeliharaan rutin (40 persen), pembangunan jembatan (15 persen), dan perbaikan jalan (5 persen).
Dikatakan, wiilayah Kediri, Jember, dan Pacitan menjadi fokus utama. Agar koneksi antar daerah makin lancar dan ekonomi tumbuh merata. “Tujuan proyek ini agar perjalanan lebih cepat, hemat biaya logistik, dan pastinya lebih aman bagi pengguna jalan,” ujar Miseri.
Dia lantas memberi contoh pembangunan Jalan Akses PIMPA di Surabaya, pelebaran Jalan Maospati di Madiun, plus rekonstruksi Jembatan Kutorejo. “Peta proyek juga menunjukkan penyebaran merata, dari Surabaya sampai Jember, sehingga semua daerah mendapat manfaat,” pungkasnya.(Yul)







