TRENGGALEK, beritalima.com
‘Smart City’ atau ‘Kota Cerdas’ yang pernah dikumandangkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Trenggalek tahun lalu, sangat dinantikan progres serta realisasinya oleh semua kalangan. Program terintegrasi yang akan mempermudah banyak hal mengenai akses disemua lini itu diharapkan akan mampu meningkatkan daya saing Trenggalek dikancah yang lebih luas.
Akan tetapi faktanya, sampai kini semua masih sebatas wacana dan rencana. Bagaimana tidak, sejak ‘Smart City’ di gaungkan dengan sebegitu hebat beberapa waktu lalu, namun untuk tindak lanjutnya belum terdengar.
“Kami di Komisi II juga belum mendengar kabar mengenai program ‘Smart City’ dilaunching,” kata Mugiyanto, Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Trenggalek saat dihubungi beritalima.com, Sabtu (27/7/2019).
Ditambahkan Gus Obeng (panggilan akrab Mugiyanto), ‘Smart City’ atau Kota cerdas merupakan sebuah visi pengembangan perkotaan untuk mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi berbasis jaringan Internet dengan cara yang aman untuk mengelola aset kota.
“Kita sangat mendukung adanya program ‘Smart City’ untuk Trenggalek, agar semakin mempermudah dalam pengelolaan daerah,” sambungnya.
Apalagi pada tahun 2020 nanti, lanjut Politisi Demokrat itu, kita akan lebih fokus dan memberi prioritas pada sektor pariwisata. Sehingga sangat diperlukan adanya program yang bisa mengintegrasikan semuanya, agar segala potensi dari Kota Tempe Kripik ini dengan mudah terakses. Untuk itu, Komisi II berencana akan mengundang Tim Anggaran Perangkat Daerah (TAPD) dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, guna menanyakan progres dari aplikasi ‘Smart City’ di Kabupaten Trenggalek.
“Kami akan kupas serta kordinasikan ini bersama pemerintah daerah. Sudah terlaksana atau belum, sampai dimana dan sejauh mana kemajuannya jika sudah dilaksanakan. Jika memang ada kendala, apa faktornya,” tandas pria asli dari Kecamatan Panggul itu.
Menurutnya, program tersebut sangat bagus karena kota akan lebih inovatif dalam memanfaatkan teknologi informasi, komunikasi ataupun teknologi lainnya. Seluruh unsur dituntut untuk mampu meningkatkan kualitas serta efisiensi dari tata laksana pengolaan dan pelayanan masyarakat.
“Otomatis semua akan lebih efisien, sehingga kota akan kompetitif di era persaingan global saat ini,” imbuhnya.
Nanti, dengan sudah diaplikasikannya ‘Smart City’ ini diharapkan kebutuhan generasi masa sekarang dan yang akan datang mampu terpenuhi baik dari sisi aspek teknologi, ekonomi, sosial dan kultur lingkungan.
“Untuk itulah, Komisi II akan terus mendorong agar ‘Smart City’ bisa lebih cepat diwujudkan,” pungkasnya. (her)