TRENGGALEK, beritalima.com –
Masa pandemi yang sampai saat ini belum berakhir, harus tetap disikapi dengan bijak oleh pemerintah. Pasalnya, berbagai dampak perlu diantisipasi agar tidak semakin memperparah kondisi. Termasuk upaya strategis dalam penanganan wabah Covid-19 maupun pemulihan keadaan pasca kebencanaan dimaksud. Begitupula yang kini tengah di kebut pembahasannya oleh Pemerintah Daerah Trenggalek, salah satunya terkait pengalihan anggaran untuk penanganan Covid-19 untuk tahun 2021. Untuk refoccusing periode kedua (refoccusing tahap pertama tahun 2020) kali ini, direncanakan sekitar 105 miliar rupiah dari sumber APBD Trenggalek akan di alokasikan dalam menangani Covid-19.
Menanggapi hal tersebut, kepada JAYA POS Ketua DPRD Trenggalek Samsul Anam, menyampaikan jika pengalihan manfaat itu bisa sedikit mempengaruhi pembangunan selama tahun anggaran berjalan.
“Pasti akan terasa berat bagi pemerintah dan bisa mempengaruhi sejumlah program pembangunan di Trenggalek,” ungkap Samsul, Jum’at (26/3/2021).
Menurutnya, memang pada setiap kebijakan akan menimbulkan ekses. Sehingga, pihaknya pun segera memanggil Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) untuk membahas berbagai hal mengenai pengalihan anggaran itu.
Dan berdasarkan laporan yang masuk dari TAPD, “Proses realisasi pengalihan anggaran masih dalam tahap rasionalisasi di masing-masing Organisasi Perangkat Daerah (OPD),” imbuhnya.
Selain itu, lanjut salah satu Politisi PKB tersebut, anggaran lain yang akan dialihkan untuk penanganan Covid-19, yakni 8 persen dari Dana Alokasi Umum (DAU). Jika ditotal, nilai DAU yang dialihkan untuk penanganan Covid-19 senilai Rp 27 miliar.
“Jujur saja, pengalihan anggaran ini cukup berat bagi pemerintahan di Kabupaten Trenggalek,” keluhnya.
Terpisah, pihak eksekutif yang diwakili Sekretaris Daerah (Sekda) Trenggalek, Joko Irianto, menambahkan bahwa masalah pengalihan anggaran guna menangani masalah Covid-19 ini akan dibahas secara lebih terperinci dalam sebulan ke depan.
Dikatakan putra salah satu mantan Bupati Trenggalek itu, anggaran penanganan Covid-19 di Trenggalek rencananya bakal dipakai untuk beberapa hal, “Seperti operasional 4 Rumah Sakit Darurat Covid-19, penegakan kedisiplinan protokol kesehatan, serta kegiatan lain,” tandasnya.
Satu hal yang tetap ditekankan oleh Sekda, dari pengurangan anggaran yang mencapai lebih dari seratus miliar rupiah itu sebisa mungkin tidak mengganggu anggaran untuk pembangunan infrastruktur. Sebab, untuk pengalihan anggaran pada program refoccusing tahun lalu, dana yang sedianya untuk infrastruktur banyak yang dikurangi.
Sehingga, mengakibatkan banyak proyek pembangunan harus tertunda, seperti pembangunan jalan rusak atau lainnya.
“Sampai kini, pihak pemerintah kabupaten terus mengupayakan solusi terbaik agar anggaran infrastruktur ini bisa aman. Diantaranya, melalui cara pemangkasan anggaran pada kegiatan rutin yang dirasa tidak terlalu mendesak,” tandasnya. (her).