DPW PKS Jatim Gelar Sarasehan, Libatkan Kaum Milenial

  • Whatsapp

Caption:
Ketua DPW PKS Jatim Irwan Setiawan bersama jajaran pengurus saat menjadi narasumber Sarasehan Milenial

SURABAYA, beritalima.com|

Indonesia memiliki bonus demografis yang strategis untuk menjadi pemimpin dunia. Disamping kekayaan alam dan budaya yang tersebar di ribuan pulau, Indonesia juga memiliki peran penting dalam percaturan politik di dunia.

Untuk itulah, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menggelar Saresehan dengan melibatkan kaum milenia. Generasi Z yang nantinya menjadi penentu masa depan bangsa Indonesia. Sarasehan bertema “Kokohkan Sinergi, Rangkul Pemuda, Menang 2024” tersebut dihadiri oleh berbagai kalangan pemuda dari berbagai latarbelakang. Mulai dari penulis, influencer, komika, seniman, petani milenial, hingga berbagai segmen lainnya.

PKS menyadari betapa peran pemuda akan berdampak besar bagi perubahan Indonesia ke arah yang lebih baik di masa mendatang. Apalagi peran generasi milenia tersebut sudah bersahabat dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Termasuk diantaranya adalah peran pemuda dalam kancah politik.

“Ini bentuk sinergi dan bukti bahwa PKS Jawa Timur memberi ruang kepada generasi milenial untuk berkontribusi. Selain itu, dalam proses penjaringan Bakal Caleg juga telah terdaftar 500 bakal caleg dari kalangan Milenial untuk bakal calon DPRD Kab/kota, Provinsi, dan Pusat,” terang ketua DPW PKS Jatim, Irwan Setiawan.

Kang Irwan, panggilan akrab Irwan Setiawan, kembali menegaskan bahwa keterlibatan generasi milenial tersebut di kancah politik akan berdampak besar bagi perubahan Indonesia ke arah yang lebih baik.

“Sudah saatnya para calon legislatif tersebut menjadi para calon pejuang di parlemen. Mereka memiliki energi sangat besar yang bisa diandalkan dalam perbaikan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini,” sambung Kang Irwan.

Lebih lanjut Irwan menguraikan, data sensus tahun 2020 menunjukkan bahwa struktur penduduk di Jatim yang berjumlah 40 juta didominasi generasi Z, yaitu penduduk lahir pada 1997 hingga 2012 atau saat ini berusia 8 sampai 23 tahun, sebesar 24,8 persen. Lalu generasi milenial yang lahir dalam kurun waktu 1981-1996, atau saat ini berusia 24 sampai 39 tahun, sebesar 24,32 persen.

Maka tidak boleh tidak, kekuatan besar potensi pemuda itu harus disalurkan dan disiapkan kanalnya termasuk mengajak mereka agar tidak dijadikan obyek politik semata, namun lebih dari itu harus menjadi subyek politik. Sebab, politik adalah hal yang krusial bagi masyarakat, karena semua kebijakan yang menyangkut dengan rakyat ditentukan oleh politik. Di sinilah peran generasi milenial itu diharapkan.

“Bersama PKS, kami akan tunjukkan bagaimana politik santun dan bermartabat,” sebut Kang Irwan.

Kang Irwan kembali mengingatkan agar mengajak pemuda untuk melakukan politik pemberdayaan di tengah masyarakat. Ini untuk meminimalisir biaya politik di Indonesia yang sudah sangat mahal dari segi kuantitas, terutama menyangkut budgeting menjadi pemimpin di segala sektor, namun mahalnya itu belum menyentuh dari segi kualitasnya.

“Sebagian besar anak muda kita, khususnya milenial mungkin tidak akan menyentuh ke dalam politik. Karena mungkin masih banyak yang baru lulus, atau masih fokus bekerja. Tapi bukan berarti kita harus pasif, anak muda harus mau dan diberi kesempatan terlibat dalam politik,” tandasnya.

Politik di kalangan anak muda, sekarang sudah sangat berkembang dan maju progresnya. Makanya, para generasi milenial di Jatim ini harus tampil beda dan memberikan kontribusi yang terbaik. (Yul)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait