Dr. H. Mas’ud Muhammadiyah, M.Si: Kasus Penganiayaan Antar Siswa Terapkan Kurikulum Berbasis Karakter Lokal

  • Whatsapp

MAKASSAR. Awal tahun 2019 beredar video penganiayaan antas siswa dengan pelaku anak sekolah yang masih duduk di bangku SMP dengan usia rata-rata 19 tahun.

Lokasi penganiayaan dalam video yang sempat viral itu berlangsung di Alun-Alun Kota Barru.

Kasus penganiayaan ini dengan pelaku siswa SMP mengundang perhatian banyak kalangan.

Termasuk salah seorang putra Barru kelahiran Bojo, 10 Oktober 1963, kini jadi Wakil Rektor II Universitas Bosowa Makassar, Dr. H. Mas’ud Muhammadiyah, M.Si.

Kepada media Mas’ud Muhammadiyah Sabtu di Makassar (5/12/2018), menegaskan penganiayaan antar siswa yang terjadi di Kabupaten Barru belum lama ini, perlu segera ada solusi atau mencari akar permasalahan agar kasus serupa tidak terjadi lagi.

Solusi yang ditawarkan kembali ke kurikulum yang berbasis karakter dengan menekankan pada proses belajar mengajar individual. Hindari target hasil tetap pada proses, tandas doktor pendidikan PPs-Universitas Negeri Makassar ini.

Kasus penganiayaan ini telah menjadi fenomena diibaratkan sebuah gunung es di lautan.

Tak terlihat tapi justru siap merobek kapal yang berani menabraknya. Artinya ada sistem pendidikan nasional yang keliru, karena lebih pada penekanan ilmu daripada karakter, tegas Mantan Dekan FIKP Unibos ini.

Mari tarik hal ini menjadi pembicaraan lokal agar pendidikan karakter banyak dicarikan dalam sejarah, sastra dan budaya Sulawesi Selatan, ungkap mantan wartawan pendidikan Harian Pedoman Rakyat Makassar ini.

Pendidikan di maksimalkan namun lupa tentang kemampuan dan keterampilan tiap peserta didik. Dalam pendidikan tidak ada anak yang bodoh, ungkap magister komunikasi PPs-Unhas ini.

Tapi anak yang berbeda minat dan keinginannya, namun diperlakukan sama dalam proses penilaiannya, kata Sekretaris DPD ADRI Sulsel ini. (yahya)

beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *