MAROS. Institut Teknologi dan Kesehatan Permata Ilmu (ITKPI) Maros hadir untuk membantu pemerintah menyiapkan sumberdaya manusia unggul pada bidang teknologi, kesehatan, perikanan dan kelautan.
Ketua Yayasan Islam Permata Ilmu, pengelola ITKPI Maros, Dr. H. Syahruddin, S.Pd., M.Pd, mengemukakan hal itu pada pelantikan A. Muhammad Amir, SH., MH menjadi Rektor pertama ITKPI Maros periode 2020-2024 di Hotel Gren Town Maros (12/10/2020).
Dijelaskan, Kabupaten Maros memiliki tiga kawasan, yaitu kawasan pegunungan, daratan, dan pesisir. Masyarakat yang tinggal pada kawasan pesisir masih mengalami ketertinggalan dibidang pendidikan sebagai akibat tingginya tinggal putus sekolah, tandas Dosen Dipekerjakan LLDIKTI IX di FKIP Unismuh Makassar ini.
Mengatasi hal itu, maka pendirian dan penyedian program studi sesuai kebutuhan itu segera disediakan.
ITKPI Maros pada tahap pertama ini membuka program studi pengelolaan sumberdaya perairan, administrasi kesehatan dan kimia dengan harapan masyarakat pesisir dan pegunungan dapat mengakses pendidikan dengan mudah dan terjangkau, kata doktor bahasa dari PPs-Unhas ini.
Syahruddin, juga berterima kasih kepada Prof Jasruddin, selaku Kepala LLDikti IX beserta jajarannya telah memotivasi dan membantu terus-menerus sehingga pendirian ITKPI Maros bisa terwujud.
Selain ke Muhammad Amir, Ketua Yayasan Islam Permata Ilmu ini juga mengamanahkan kepada Dr. Lukman Daris, S.Pi., M.Si sebagai Wakil Rektor, Jaya, S.Pi., M.Si (Kepala Biro Akademik dan Keuangan).
Muhammad Ayyup Amin, SKM., M.Kes (Kaprodi Administrasi Kesehatan), Riswandi, S.Si., M.Si (Kaprodi Kimia), dan Rina Widyo Pratiwi, S.Pi., M.Si (Kaprodi Pengelolaan Sumberdaya Perairan).
Kepala LLDikti Wilayah IX Sulawesi, Prof. Dr. Jasruddin, M.Si berkenan melantik dan mengambil sumpah jabatan kepada para pejabat yang dilantik.
Pada sambutannya, Prof Jasruddin menekankan kehadiran ITKPI Maros ini diharapkan dapat menghasilkan alumni yang mampu menciptakan lapangan kerja.
Untuk itu, kurikulum ITKPI Maros harus memfokuskan diri pada pendidikan vokasional, lebih banyak praktek daripada teori, tegas mantan Direktur PPs UNM ini. (Yahya).