Dr Hj Laily Abidah S Ag MM : Maksimal Fokus Pada Pengabdian

  • Whatsapp

SURABAYA, Beritalima.com-

Di pemilihan legislatif tahun 2024 ini PKB tampil sebagai partai pemenang dengan menambah 2 kursi, dari sebelumnya di tahun 2019-2024 mendapatkan 25 kursi, di periode 2024-2029 ini PKB menampilkan tambahan 2 kursi sehingga menjadi 27 kursi.

 

Salah satu anggota legislatif yang baru menduduki kursi DPRD provinsi Jatim ini adalah

Dr Hj Laily Abidah S Ag MM.

 

Anggota DPRD provinsi Jatim terpilih periode 2024-2029 Dr Hj Laily Abidah S Ag MM ini, menjadi salah satu kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang dikaruniai wajah cantik, cerdas dan mumpuni.

 

Neng Laily, panggilan akrab Laily Abidah, merupakan wakil rakyat dari Dapil 7, yang meliputi Blitar dan Tulungagung.

 

Kecintaannya pada masyarakat sebagai bentuk pengabdiannya, neng Laily memutuskan untuk duduk di komisi E yang konsentrasi pada pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan sosial.

 

“Menjadi seorang anggota DPRD bukan cita-cita, melainkan bonus dari suatu pengabdian yang bersifat keilmuan dan kemasyarakatan, yang mana ketika kita dalam pengabdian itu bisa merasakan apa yang di rasakan oleh masyarakat yang punya problem dengan pemerintah,” terang neng Laily.

 

Neng Laily mengungkapkan, banyaknya masalah yang menyangkut pelayanan di pemerintahan, juga menjadi pemikiran pihaknya.

 

“Seperti pengurusan perizinan, langkahnya pupuk, kesejahteraan guru Madin, lamanya guru swasta untuk sertifikasi, juga kelengkapan administrasi yang sampai menghilangkan nyawa dari seorang perempuan yang tergopoh-gopoh karena deadline berkas sertifikasi, dan sebagainya,” tukasnya.

 

Semua ini menggugah semangat kesungguhan untuk memperjuangkan dan menumbuhkan hasil dengan skala prioritas yang terukur.

 

“Tanpa kita punya otoritas, kita tidak bisa melakukan apa-apa.

Di DPRD provinsi inilah akan menjawab apa-apa yang menjadi kebutuhan masyarakat luas. Saya sangat bangga dengan diri saya sendiri. Semua ini tidaklah mudah di raih, perjuangan yang bertahun-tahun, juga do’a akhirnya terwujudlah untuk menjadi seorang anggota legislatif,” ujarnya.

 

“Hari ini adalah hari perempuan, namun perjuangan perempuan

Penuh dengan rintangan.

Diskriminasi masih terjadi di mana saja, tidak hanya dari kaum laki-laki, kaum perempuan pun terkadang lebih kejam kepribadiannya. Pendidikan itu ternyata sangat penting, kualitas pelayanan Kesehatan juga menjadi perhatian serius, karena masih banyak rumah sakit di akibatkan dari BPJS yang mempermasalahkan pasien mati di jalan. Manajemen nya harus di tata lagi,” imbuhnya .

 

Neng Laily menambahkan, di sektor pertanian keluhan terkait langkah nya pupuk ini menjadi catatan khusus juga. SDA dan SDM belum memadai, pemerintah sebelum meluncurkan kebijakan sebaiknya disiapkan dulu perangkatnya, sehingga tidak menimbulkan kerugian dari para petani dan peternak.

 

“Membuat pupuk organik itu prosesnya lama dan butuh pendampingan sampai menumbuhkan hasil. Dampaknya kaum milenial jadi enggan berprofesi sebagai petani. Juga masih belum teratasinya anak-anak jalanan anak-anak Pank ini harus menjadi perhatian, karena ini kader bangsa. Bila terfasilitasi kemudian di asah kemampuan nya sehingga bisa di berdayakan,

sebab anak-anak seperti itu tidak bisa di campur dengan anak-anak yang normal,” tegas wanita cantik berhijab yang berpenampilan lembut ini.

 

Menurut neng Laily, tipikal setiap orang itu tidak sama, namun bukan berarti tidak bisa dibina. Pemerintah harus jeli menyikapi persoalan sosial yang marak di berbagai daerah tersebut

 

“Harus ada tempat rehabilitasi yang di dalamnya ada pelatihan yang bersifat edukasi, yang bisa menjadi bekal ketika anak-anak tersebut menginjak dewasa dan mampu mandiri. Ini adalah bagian dari upaya penurunan kemiskinan dan peningkatan kemakmuran masyarakat. Saya yakin anak-anak yang seperti itu, bila di asah asih asuh ini akan terlihat kompetensi kemampunanya yang bisa di ekspresikan sebagai kebanggaan diri, menumbuhkan jati diri yang akhirnya tentu bisa mandiri,” pungkasnya. (Yul)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait