Meniti karier jadi dosen bagi drg. Lilies Anggarwati Astuti, S.KG, tergolong masih realtif baru. Resmi jadi dosen sejak 2012 ketika diterima jadi DTY di Fakultas Kedokteran Gigi UMI Makassar.
Sosok dosen, harus pandai mendalami karakter mahasiswa. Beragam karakter itu harus dipahami oleh seorang pendidik. Sebab kalau tidak mampu memahami, maka transper pegetahuan yang diberikan kepada mahasiswa akan menjadi tidak efektif, tegas alumni S1 Kedokteran Gigi Unhas 2010.
Pilihan jadi dosen sekaligus mengikuti jejak ibu yang juga salah seorang DPK di FKIP UVRI Makassar, Dra. Hj. Mislia, M.Pd. Lewat ibu memperoleh cukup banyak pengalaman dan pengetahuan dalam mengajar, tandas mahasiswa Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Periodonsia FKG Unhas 2013 ini.
Di kampusnya dia diberi amanah jadi penanggungjawab sistem mutu fakultas, tugas dan fungsinya memonitoring jalannya perkuliahan, memonitoring SDM sesuai kompetensinya, mengevaluasi perkuliahan tiap semester yg harus sejalan dengan pedoman Standar Kompetensi Dokter Gigi Indonesia (SKDG).
Sebelum masuk dalam ruang kelas dilakukan persiapan berupa membuat SAP tiap konten perkuliahan, membuat bahan ajar dalam bentuk powepoint didahului dengan sasaran pembelajaran, mempersiapkan soal kuis yang akan diberikan kepada mahasiswa.
Sistem pembelajaran yang diterapkan adalah Student Center Learing (SCL) , dimana setiap blok perkuliahan, terdiri dari PBL (Problem Based Learning (PBL) dan Clinical Skill Lab (CSL). Anggi panggilan akrab dosen muda ini menjalani masa kecil di SDN 5 Lembang Cina Bantaeng 2001. Tamat SMPN 6 Makassar 2004. Tamat SMAN 17 Makassar 2007 . (ulla/yahya)