Dua Desa di Bangkalan Terkenal Pengrajin Pandai Besi

  • Whatsapp

BANGKALAN, BeritaLima.com- Besi dapat dibuat beraneka ragam kerajinan. Di Kabupaten Bangkalan besi dijadikan kerajinan seperti celurit, pisau, parang dan cangkul dengan ciri khas Madura.

Industri kerajinan yang sering disebut pandai besi itu sudah menjadi sumber pendapatan utama bagi masyarakat Bangkalan, khususnya masyarakat di Desa Galis dan Desa Peterongan, Kecamatan Galis, Bangkalan Madura Jawa Timur.

Karena di Kabupaten Bangkalan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Bangkalan di Desa Galis dan Desa Peterongan terdapat 196 pengrajin pandai besi. Tersebar di Dusun Rembah, Desa Galis dan Dusun Kolla, Desa Paterongan.

Pandai besi yang menjadi penunjang ekonomi masyarakat disekitar itu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, dan proses produksinya membutuhkan waktu dan tenaga yang sangat kuat.

Pasalnya, besi yang sebelumnya berbentuk tebal dan lurus kemudian dibengkokkan disesuaikan dengan barang yang akan digarap. Proses produksinya yang membutuhkan tenaga kuat menggunakan tenaga kerja minimal dua orang pekerja.

Besi yang dibentuk celurit/pisau tersebut membutuhkan ketelatenan, dan kehati-hatian bagi para pekerja, agar menghasilkan produk celurit yang bagus dan indah diminati oleh masyarakat (konsumen) banyak.

Terkadang, banyak masyarakat yang memesan celurit pisau dan parang ketempat pembuatannya langsung dan membawa besi sendiri.

Hasil produksi seperti celurit dapat dijadikan sebagai alat mengambil rumput, bahkan bisa dijadikan hiasan dalam rumah. Begitu pula hasil produksi pisau maupun parang yang terkenal sebagai senjata orang Madura.

Harganya pun relatif murah, celurit alat pengambil rumput harganya berkisar Rp 30.000 sampai Rp 60.000. sementara, celurit hiasan berkisar Rp 150.000 sampai Rp 400.000.

Sayangnya, meskipun produksi pandai besi sudah dikenal dimana-mana (Madura, red), tapi pemasarannya masih lingkup lokal, yakni dipasarkan di pasar-pasar tradisional seperti di pasar Galis, Tanah Merah, dan Pasar Patemon Bangkalan dengan membuka lapak. Serta memanfaatkan tempat wisata religi seperti di Martajasah dan pinggir jalan di Bangkalan.

Penulis: Rusdi

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *