JAKARTA, Beritalima.com– Dua politisi senior Partai Golkar, Fadel Muhammad dan Bambang Soesatyo bersaing dengan delapan calon lainnya untuk merebut kursi Ketua MPR 2019-2024. Pemilihan Ketua 2019-2024 bakal dilakukan pada Sidang Paripurna MPR RI di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (3/10) malam.
Fadel merupakan senator dari Dapil Provinsi Gorontalo. Politisi yang juga mantan Gubernur Gorontalo tersebut mendapat dukungan penuh dari anggota MPR RI unsur DPD RI, sedangkan Bambang adalah calon yang diusung Partai Golkar.
Fadel dimajukan DPD RI setelah memenangkan persaingan dengan Kanjeng Gusti Ratu (KGR) Hemas, Yorrys Raweyai dan Dedi Iskandar Batubara. Dalam perebutan calon DPD RI untuk pimpinan MPR RI yang dilakukan dengan cara voting itu, Fadel meraih 59 dari 136 suara, sedangkan KGR Hemas mengantongi 46 suara.
Sisanya 16 suara untuk Yorrys dan Dedi Iskandar Batubara mendapatkan lima suara. “Dengan hasil ini Saudara Fadel Muhammad sebagai pimpinan MPR RI untuk unsur DPD RI. Apakah disetujui?” kata pimpinan rapat Abraham Liyanto yang dijawab setuju oleh para anggota DPD.
Saat menyampaikan visi misinya, Fadel berbicara mengenai amandemen UUD 1945 untuk tujuan penguatan DPD RI. Melalui penguatan tersebut, DPD RI dapat semakin kuat dalam melaksanakan fungsinya sebagai wakil daerah yang memperjuangkan aspirasi daerah.
“Saya menyadari untuk membuat amandemen UUD 1945 tidak mudah, tapi saya menginginkan DPD lebih berfungsi, lebih mendapatkan peran yang besar. Saya akan berjuang mati-matian agar dana transfer daerah sebesar 800T harus menjadi keputusan atau pegangan dari DPD. Jika kita ke daerah, kita bisa membawa sesuatu,” tegas dia.
Fadel berharap agar DPD RI mendapatkan Ketua MPR RI karena dia beranggapan sebagai fraksi dengan jumlah terbesar, Pimpinan MPR RI dari unsur DPD RI harus memperoleh posisi sebagai Ketua MPR. Itu diyakini memudahkan perjuangan DPD RI dalam mensejahterakan daerah. “Kita harus memilih Pimpinan MPR dari fraksi suara terbesar. Saya akan memperjuangan dari DPD menjadi ketua MPR,” ucap Fadel.
Sementara itu, Bambang Soesatyo yang akrab disapa Bamsoet mendpat dukungan tak hanya mendapatkan dukungan dari Partai Golkar tetapi PDIP dan FRaksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Dukungan FRaksi PDIP disampaikan mantan Wakil Ketua Fraksi PDIP MPR 2014-2019 Ahmad Basarah.
Basarah menyebut PDIP bukanlah partai yang mengambil semua kursi di parlemen meskipun berstatus pemenang Pemilu 2019. Sebab, PDIP meyakini bahwa semangat demokrasi Pancasila bukanlah the winner takes (it) all (pemenang pemilu mengambil semua).
“Karenanya, kursi Ketua MPR kami serahkan kepada parpol lain karena Ketua DPR sudah dipimpin oleh kader PDI Perjuangan dan jabatan Presiden yang juga dijabat oleh kader PDI Perjuangan,” jelas dia.
Namun, partai besutan Megawati Soekarnoputri itu meminta agar pemilihan Ketua MPR harus dilakukan secara musyawarah dan mufakat serta sedapat mungkin menghindari voting. “PDIP mempersilakan Fraksi Partai Golkar untuk melobi parpol lain agar mendukung pemilihan secara musyawarah mufakat,” ungkap Basarah.
Selain itu, lanjut Basarah, PDIP meminta Ketua MPR kelak berkomitmen menjaga kepastian jalannya pemerintahan Jokowi sesuai konstitusi sampai akhir masa jabatan 2024. “PDIP juga meminta Bamsoet mendukung kelanjutan rencana amandemen terbatas UUD 1945 untuk hadirkan Haluan Negara melalui Ketetapan MPR,” kata Basarah.
Ketua MPR baru, harapan Basarah, juga melanjutkan dengan sungguh-sungguh program Sosialisasi Empat Pilar MPR RI yang digagas pada awalnya oleh HM Taufiq Kiemas, serta mendukung MPR untuk bekerja sama dan bersinergi dengan BPIP dalam tugas-tugas pembinaan ideologi bangsa.
“Seluruh agenda itu, sudah menjadi rekomendasi dari MPR 2014-2019 kepada MPR 2019-2024. Syarat-syarat dukungan itulah yang telah kami sampaikan kepada Bamsoet dan rekan-rekan dari Fraksi Partai Golkar dan disambut dengan baik oleh Bamsoet dan rekan-rekan dari Fraksi Partai Golkar,” demikian Ahmad Basarah. (akhir)
