ACEH UTARA, Beritalima – Penyaluran dua unit rumah sehat untuk fakir miskin di Desa Matang Linya, Kec. Baktiya, Kab. Aceh Utara terindikasi bermasalah. Rumah bantuan yang bersumber anggaran dari Alokasi Dana Desa (ADD) tahun 2017 itu dibangun asal jadi.
Salah seorang janda tua selaku pemilik rumah bantuan terkait mengeluhkan dirinya belum bisa menikmati kenyaman rumahnya, ia menyebutkan tim pelaksana kegiatan (TPK) pembangunan Matang Linya tidak menyelesaikan pembangunanya hingga tuntas.
Amatan wartawan dari laporan masyarakat pada Senin (21/05/18) tersebut menemukan beberapa item pembangunan yang belum di rampungkan oleh TPK dan beberapa lainnya diduga mengunakan bahan tidak sesuai standarisasi spesifikasi RAB (Rancangan Anggaran Pembangunan).
“Kata mereka rumah ini udah selesai dibangun dan saya udah bisa menempatinya,” ujar Halijah (43).
Rumah yang dibangun di dua dusun terpisah itu diketahui dengan anggaran sebesar Rp. 60 juta lebih. Satu unit rumah yang ditempati oleh Halijah bersama satu anaknya itu, belum memiliki alas (cor semen) yang layak, pemasangan pladfond asal-asalan, pembangunan kamar dari triplek yang diduga 4 mm meter tidak sesuai spek.
Selain itu, TPK juga tidak menyempurnakan pemasangan satu unit jendela disalah satu ruangan dan juga pekerjaan pengecatan pun belum tuntas.
Namun, mirisnya lagi, penggunaan material kayu untuk kebutuhan material pembangunan dua unit rumah terkait disinyalir menggunakan kayu sembarang yang lapuk. Kayu-kayu tersebut terlihat jelas pada kosen pintu dan jendela, berikut pada daun pintu dan jendela juga menggunakan material kayu yang sama, tanpa di cat.
“Untuk jendela saya harus pasang kain, agar malam kami berani tidur didalam dan juga angin tidak masuk,” lanjutnya Halijah
Ia menambahkan, beberapa kali ditanyakan kepada pihak pemerintahan gampong terkait penyempurnaan rumahnya itu, namun yang bersangkutan tidak mendapatkan respon baik dari Geuchik terkait maupun ketua TPK.
Mengenai konfirmasi wartawan, Geuchik Pon selaku kepada Desa Matang Linya, Baktiya, Aceh Utara yang dihubungi wartawan melalui selularnya belum berhasil dijumpai. Ia (geuchik) mengaku sedang berada diluar kecamatan dan meminta wartawan menunggu satu jam untuk konfirmasi. Namun, hingga pemberitaan ini tayang, geuchik yang bersangkutan enggan mengangkat telpnya lagi.(EN)