SOLORAYA, Beritalima.com- Kecelakaan melibatkan tiga motor dan satu mobil terjadi di Jl Bhayangkara di sekitar SMA N 7 Surakarta.
Kejadian berlangsung di depan Lembaga Bahasa LIA dan Soto Seger Hj Fatimah, pada Selasa (20/2/2018) pagi jam 06.45 WIB.
Kasubnit Laka 2 Satlantas Polresta Solo, Ipda Suharto, menuturkan, kecelakaan beruntun terjadi pukul 06.45 WIB, saat dimana sedang sibuk lalu lalang siswa menuju sekolah
“Kecelakaan itu mengakibatkan seorang siswa bernama Maulana Reza (MR) meninggal dunia di tempat,” jelasnya ditemui Beritalima.com di kantornya Satlantas Surakarta.
Suharto menjelaskan, lima kendaraan terlibat dalam kecelakaan beruntun yang menewaskan pelajar kelas X IPS 2 SMA N 6 Surakarta warga asal Jl Lokayasa I, Blok Q-1, RT05 RW09, Gentan, Baki, Sukoharjo itu.
Yakni sepeda motor (SPM) Yamaha Byson milik korban tewas, SPM Honda Supra X 125 D, SPM Honda Karisma X 125 D, mobil Toyota Agya, dan mobil Honda CRV.
Awalnya, kata beliau, MR melaju dengan kecepatan tinggi dari selatan ke utara di Jl Bhayangkara.
Saat akan menyalip sebuah mobil didepannya, MR berbelok ke kanan keluar dari marka jalan.
Lantaran berlawanan arah, MR mengerem mendadak dan menabrak kendaraan Karisma dan menyenggol Supra.
Berusaha menghindar, pengendara Karisma maupun Supra oling ke kiri menabrak mobil- mobil yang terparkir di timur badan jalan.
Karisma menabrak mobil Agya di bagian kanan belakang, sementara Supra menabrak bagian belakang mobil CRV.
Dia menyampaikan, menurut keterangan saksi setempat, MR meninggal dunia di tempat dan menderita luka parah pada bagian kepala karena membentur aspal.
Lalu, tiga pengendara SPM yang terlibat kecelakaan dilarikan di Rumah Sakit Kasih Ibu.
Namun hingga saat ini, dua pengendara sudah pulang dari rumah sakit, tersisa seorang warga masih dalam perawatan.
“Ini murni kelalaian MR, karena kurang kehati-hatian, mungkin buru-buru takut telat berangkat sekolah.”
“Dia juga di bawah umur (16 tahun) dan belum memiliki SIM,” tegasnya Kasubnit.Laka dua kepada Beritalima.com.
Sebenarnya dalam pertiwa naas tersebut MR telah diperingati oleh tukang parkir setempat agar pelan-pelan dengan bahasa isyarat ala kadarnya.
“Saya sudah memperingati agar pelan pelan namun karena mungkin rem nya dia hak sampai mas jadinya malah kena pengendara lainnya”tutur Budiyono (33) juru parkir di.Soto Fatimah.
Budi juga menjelaskan bahwa sesaat setelah kecelakaan berlangsung korban MR masih bernafas bahwa helm yang dikenakan masih terpakai walaupun telah pecah.
Kasatlantas Surakarta melalui Kasubnit.Laka dua menghimbau bahwa orang tua para siswa dan pihak sekolah perlu berperan aktif didalam menjaga dan mengfasilitasi anak anak mereka untuk sampai di sekolah tanpa menggunakan kendaraan sendiri, sebab para siswa yang belum memiliki SIM tetapi berkendara adalah berbahaya.
Lanjutnya, ini juga dapat menjadi evaluasi bagi pemerintah kota Surakarta untuk dapat menyediakan transportasi umum bagi siswa siswa, sebab kebanyakan mereka para siswa lebih memilih naik kendaraan sendiri karena orang tuanya sibuk dan ketersediaan alat transportasi umum yang kurang memadai.
Benar saja, menurut data dari pegawai bagian data tilang satlantas, Alex menuturkan “bahwa sudah 203 siswa terkena tilang pada dua bulan terahir ini karena kedapatan tak memiliki sim”.
(Ilham)