Jakarta, beritalima.com |– Banyak mahasiswa dari Suriname belajar soal seni dan budaya di Indonesia. Mengapa? Karena Suriname yang terletak di Amerika Selatan, memiliki hubungan sejarah dan emosional yang panjang dengan Indonesia, khususnya Jawa.
Lebih dari seabad sebagian masyarakat Jawa dibawa oleh kolonial Belanda ke Suriname untuk dipekerjakan di perkebunan Tebu. Tak heran, hampir sepuluh persen dari penduduk Suriname adalah keturunan Jawa. Bahasa Jawa dengan mudah kita jumpa di Suriname.
Moertabat Erick Rachmat, Duta Besar Suriname untuk Indonesia, juga adalah keturunan Jawa. Berikut petikan wawancara beritalima (BL) dengan Moertabat Erick Rachmat (MER) yang telah dikarunia empat anak, beragama Islam dan menguasai lebih lima Bahasa asing (termasuk Jawa-Indonesia):
BL. Sejak kapan bapak menjabat sebagai Duta Besar Suriname di Indonesia?
MER. Sejak 1 November 2022.
BL Kami mendengar kakek-nenek bapak ada keturunan dari Jawa. Bisa diceritakan sekilas?
MER. Ya. Nenek dari ayah asli dari Yogyakarta, desa Sorowajan. Kakek dari ayah asli dari Sidoarjo, Surabaya. Nenek dari ibu asli dari Garut. Dan Kakek dari ibu asli dari Sumedang.
BL. Apa makna strategis Indonesia untuk Suriname, dulu, kini dan masa depan?
MER. Untuk mempertahankan dan mengembangkan budaya Jawa di Suriname, Indonesia sangat penting. Dalam rangka ini banyak mahasiswa Suriname datang ke Indonesia untuk belajar seni tari dan belajar mamainkan alat-alat musik Jawa seperti gamelan dan lain-lain. Untuk masa depan budaya, bisa diusahakan kerjasama antara Suriname dan Indonesia di bidang Pendidikan. Miisalnya membuka bidang studi sosial budaya yang untuk itu akan membutuhkan kerjasama antara Universitas di Suriname dan Indoensia untuk mendukung pengembangan kurikulum khusus lewat MoU.
BL. Investasi apa kini yang paling banyak diberikan oleh orang/Pemerintah Suriname kepada Indonesia?
MER. Kalau hubungan bisnis ke bisnis (business to bussines) belum optimal. Ada beberapa pengusaha di Suriname yang mengimpor produk-produk Indonesia seperti mie instan, obat-obatan herbal, peralatan dapur, kerajinan seperti kain batik, mebel-mebel rotan, dan lukisan. Sedangkan untuk Goverment to Government (antar Pemerintah), juga belum optimal. Adapun pembicaraan bilateral terus berlanjut.
BL. Kalau dari Indonesia ke Suriname bagaimana?
MER. Masih berlanjut dalam business forum INA-LAC (Forum Bisnis Indonesia-Amerika Latin dan Karibia), dimana Indonesia dan negara Amerika Latin dan Karibia, termasuk Suriname, membicarakan kerjasama dalam bisnis antara kedua pihak. Dalam hal ini Suriname berpotensi menjadi jembatan antara Indonesia dan Caricom (Carribbean Community).
BL. Adakah komunitas/perkumpulan orang Jawa di Suriname yang masih menjalin hubungan dengan orang Jawa di Indonesia sampai sekarang?
MER. Dalam bentuk organisasi tidak ada. Tetapi hanya usaha dari perorangan saja. Ada beberapa pengusaha di Suriname yang dulu pernah mendatangkan para artis Indonesia ke Suriname, seperti Didi Kempot, Mus Mulyadi, dan Titi Sandora berberapa tahun sebelumnya.
BL. Harapan apa yang diinginkan Suriname kedepan kepada Indonesia untuk mempererat hubungan saling menguntungkan?
MER. Hubungan bilateral yang bersangkutan ada dalam bidang oil and gas.
Jurnalis: Abriyanto