Tulungagung, beritalima.com- Akibat mosi tidak percaya dengan adanya penyaringan Perangkat Desa yang dilakukan oleh Pemerintah Desa ( Pemdes) Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.
Akhirnya, puluhan peserta ujian yang tidak bersedia tanda tangan berita acara dan akan melayangkan surat ke Dinas maupun instansi terkait.
Surat ditujukan guna menunjukkan sikap kecewa kepada panitia dan tim penguji, karena mereka merasa dicurangi dan setiap usulan tidak di dengar.
Banyak terjadi kejanggalan dalam seleksi perangkat Desa Boyolangu yang diselenggarakan pada, Kamis, (19/5/2022). Mulai jadwal pendaftaran peserta sampai akhir ujian.
Peserta merasa dibohongi, dibodoh’i dan menganggap ujian penyaringan perangkat hanya menguntungkan beberapa pihak saja. Terutama, pihak yang mempunyai kedekatan dengan orang-orang tertentu.
Kendala seperti nilai yang tidak masuk data record dan ujian harus diulang, sampai nilai yang berubah. Nilai di laptop peserta dengan yang disampaikan tim penguji tidak sama.
Bahkan, ada nama dan nilai peserta tidak masuk di database tim penguji, hingga akhirnya, ketahuan NIK peserta yang ganda.
Wajar, jika banyak peserta yang tidak tanda tangan berita acara ujian seleksi, karena mereka merasa keberatan dan menduga dizholimi.
Aan Ari salah satu peserta ujian perangkat Desa mengatakan, dia terkejut dengan perubahan nilai yang disampaikan tim penguji.
“Saya heran, di laptop yang saya pakai hasil nilai 48, sedangkan, yang disampaikan tim penguji hanya 43 kok beda. Namun, apa yang saya sampaikan tim penguji tidak peduli,” ungkapnya.
Begitu pula dengan Renny Dyah Kurniawati, tidak percaya dengan hasil yang dia terima.
“Masak iya saya cuma dapat nilai 61, perasaan saya tidak terlalu bodoh, dan bedanya sangat jauh dengan nilai peserta yang lolos uji penyaringan,” ucapnya. Jum’at, (20/5/2022).
Menurut Diah, jika memang ada kecurangan sangat disayangkan. Mengingat, banyak peserta yang masih sangat muda. Takutnya, ini akan menjatuhkan mental dan kepercayaan diri mereka.
“Semoga, hal semacam ini tidak terjadi di daerah lain. Sehingga, tidak timbul dugaan atau fikiran negatif dari peserta ujian.dijadikan pembelajaran ketua panitia, agar lebih selektif memilih tim penguji,” terangnya.
Sampai berita turun, ketua panitia masih enggan memberi statment atau klarifikasi. (Dst).