TORAJA UTARA, beritalima.com – Soal dugaan adanya ikan berfomalin yang dicurigai dari Sulawesi Tengah (Sulteng), Sulawesi Tenggara ( Sultra) serta ikan asal Palopo, kembali meresahkan warga Toraja, hal itu mendapat sorotan dari Komunitas Peduli Indonesia Toraja (Kopinta) Suli Mathius, SH.
Ketua Kopinta Kabupaten Toraja Utara dan Tana Toraja menilai Pemerintah Kabupaten Toraja Utara terlihat kurang serius soal mengatasi masuknya ikan berfomalin yang dapat mengancam kesehatan warga Toraja.
Suli menuding Bupati Toraja Utara Kalatiku Paembonan terlihat kurang serius mengatasi soal dugaan ikan berfomalin merambah di daerah penghasil kopi ternama ini.
Padahal jelas Suli kembali, selaku pengurus Partai PDI Perjuangan itu, merambahnya dugaan adanya ikan mengandung zat formalin mestinya menjadi perhatian Pemerintah Toraja Utara pasalnya ini menyangkut keselamatan jiwa warga Toraja Utara.
” Saya tidak habis pikir, malah Pemerintah Kabupaten Toraja Utara kesannya terjadi pembiaran sehingga dugaan ikan mengandung zat formalin tersebar lewat penjual ikan pagandeng.Tidak dapat dibayangkan, jika zat formalin sebagai zat pengawet mayat yang biasa digunakan warga Toraja dan jika konsumsi oleh manusia sudah pasti dapat mempengaruhi kesehatan warga yang mengkonsumsi ikan tersebut,” hujar Suli Mathius, Selasa, 1 November 2017.
Sementara swiping ikan formalin yang sempat dilakukan di perbatasan Kaleakan- Palopo dirinya menilai swiping itu kurang efektif setelah kegiatan itu dilakukan setahun sekali.
“Sementara ikan dari luar daerah Toraja masuk tiap hari, sementara swiping ikan berformalin dilakukan setahun sekali program itu tidak maksimal mesti di perbatasan itu dijaga tiap hari dengan alat pendeteksi ikan formalin,” ungkapnya.
Dalam akhir memberikan keterangan persnya, Suli mengingatkan Bupati Toraja Utara, jangan biarkan warga Toraja Utara mati pelan-pelan akibat mengkonsumsi ikan berfomalin.(Gede Siwa)