Trenggalek, Berbicara tanaman pangan tentu tidak akan lepas dari bidang pertanian. Sedangkan bertani merupakan salah satu profesi dan sumber pendapatan bagi sebagian besar masyarakat di Indonesia. Pemerintah Republik Indonesia sendiri selalu berinovasi dalam memaksimalkan produksi untuk mengamankan stok pangan maupun pendapatan petani.
Di Kabupaten Trengalek, untuk meningkatkan produktifitas pertanian Pemeritah Kabupaten bersama dengan Kodim 0806 dan masyarakat, melakukan optimalisasi pemanfaatan alat tanam padi di Desa Karanganom Durenan, Selasa (17/1/17).
Tahun lalu petani Desa Karanganom berhasil menerapkan sistem tanam jajar legowo. Dengan sistem tanam jajar legowo tersebut berhasil meningkatkan produksi hingga 1,5 ton per hektare, dari sebelumnya 5,5 ton naik menjadi 6,8 ton per hektare. Bahkan bila dilakukan perlakuan khusus produksi padi dengan sistem tersebut bisa mencapai 10 ton per hektare.
Setelah sukses dengan sistem jajar legowo pada Masa Tanam (MT) I di tahun 2017, pemerintah mengoptimalkan tanam padi menggunakan Planters di Desa Karanganom, Kecamatan Durenan. Mengawali penanaman padi menggunakan Planters secara simbolis dilakukan oleh Bupati Trenggalek, Dr. Emil Dardak, M.Sc yang didampingi Kasdim 0806/Trenggalek Mayor Inf Misirin dan Kepala Dinas Petanian dan Pangan, Ir. Joko Surono.
Dikonfirmasi usai melakukan penanaman, Bupati Emil Dardak menyampaikan bahwa alat tersebut bisa menyeragamkan jarak tanaman. Kadang manusia dengan intensitas tinggi ketepatan maupun keseragaman ini bisa kurang. Selain lebih mempercepat dan menyeragamkan jarak, alat ini juga bisa menyeragamkan jumlah. Dengan alat ini apa yang ditanami petani bisa lebih seragam, karena bukan hanya mengurangi tenaga dan waktu di musim tanam ini, melainkan juga meningkatkan paroduktifitas,” ucapnya.
Bupati Emil menambahkan bahwa di tahun 2017 akan terdapat 12 alat Rice Tranplanters yang dibantukan untuk masyarakat. “Bahkan satu alat di Gandusari, sudah panen sehingga bisa terlihat hasil peningkatan produktifitasnya. Produktifitas menggunakan alat ini bila dilakukan dengan benar, prosentase peningkatan produktifitas ini minimal bisa capai 10 %,” terang bupati.
“Hal ini yang sedang kita kembangkan di sisi pertanian, yang ujung-ujungnya bisa ditawarkan kepada petani,” pungkas Bupati Emil.
Dalam pelaksanaan dilapangan penggunaan alat tersebut petani penggarap masih didampingi oleh petani kaya, sehingga penggunaannya bisa berjalan tepat dan maksimal. (dim)