JAKARTA – Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID – 19 terus mendapatkan bantuan alat pelindung diri (APD) dari dunia usaha. Ini merupakan wujud konkret sinergi dunia usaha, bagian dari pentaheliks, untuk melawan COVID – 19.
Gugus Tugas menerima bantuan APD dari dua lembaga usaha, yaitu PT Mikha Taruna Perkasa dan PT Samora Usaha Makmur. Bantuan ini sangat berharga karena APD dibutuhkan para tenaga medis, seperti dokter dan perawat yang bertugas sebagai garda terdepan. Mereka membutuhkan APD untuk mengobati dan merawat pasien COVID – 19. Dengan APD terstandar, prioritas keselamatan dan keamanan tenaga medis terjamin.
Bantuan APD dari PT Mikha Taruna Perkasa berupa hazmat suit dan shoes cover 400 set, masker bedah 4.000 buah, pelindung mata tipe 1 52 buah dan tipe 2 berjumlah 198 serta pelindung wajah 150. Sedangkan bantuan dari PT Samora Usaha Makmur, Gugus Tugas mendapatkan bantuan berupa masker sebanyak 300.000 buah.
Direktur Optimasi Jaringan Logisitik dan Peralatan BNPB Ibnu Asur menerima bantuan simbolis di Graha BNPB, Jakarta pada Kamis siang (23/4). Pada hari itu juga Ibnu menandatangani berita acara serah terima bantuan logistik dan peralatan yang juga dilakukan oleh pihak pemberi bantuan.
”Atas nama Ketua Pelaksana Gugus Tugas, kami menyampaikan terima kasih atas bantuan APD ini. Kami sangat mengapresiasi dukungan dari lembaga usaha dalam penanganan COVID – 19 di Indonesia,” ucap Ibnu saat menerima perwakilan dari PT Samora Usaha Makmur.
Kebutuhan APD, salah satunya baju pelindung, untuk mendukung penangnanan COVID – 19 di Indonesia masih sangat tinggi. Gugus Tugas telah telah menghitung kebutuhan pakaian pelindung selama satu bulan, dari April hingga Mei 2020. Kebutuhan tersebut dikategorikan per kelas dalam rumah sakit. Kebutuhan tertinggi di kelas A dengan jumlah 1.136 buah per harinya, atau kebutuhan selama 59 hari sebanyak 67.024 per hari.
Perhitungan kebutuhan pakaian pelindung di seluruh Indonesia untuk semua kelas rumah sakit mencapai lebih dari 15 juta buah. Jumlah tersebut untuk mencukupi selama periode 1 April hingga 29 Mei 2020. Kebutuhan tertinggi ditempati di wilayah DKI Jakarta dengan jumlah kasus positif terbesar di Indonesia.