SURABAYA, Beritalima.com-
Ketua komisi E DPRD provinsi Jatim Dr Sri Untari MAP menghadiri acara Talk show yang diinisiasi oleh DP3A (Dinas Pemberdayaan Perlindungan Perempuan Anak dan Kependudukan) provinsi Jawa Timur dalam gelaran Perempuan Berkarya Jawa Timur Sejahtera. Acara tersebut diselenggarakan di gedung BPSDM provinsi Jawa Timur, Senin (21/4/2025).
Untari menuturkan, bahwa pihaknya saat ini tengah menyelesaikan Raperda Perempuan dan Anak. Di dalam Raperda tersebut fokus pada perlindungan perempuan dan anak serta hak-hak yang mereka dapatkan.
“Komisi E berkomitmen untuk mendahulukan kepentingan perempuan dan anak, memberikan perlindungan dan mengutamakan hak-hak mereka.
Karena kami tahu kita masih memiliki problem-problem tentang perempuan dan anak. Di Jawa Timur walaupun permasalahan kekerasan terhadap perempuan dan anak semakin hari semakin menurun, tetapi masih terjadi di beberapa kabupaten kota itu indeks gendernya masih belum terlalu kuat, di bawah 90. Ada di Sampang, Bangkalan, Probolinggo, dan Pamekasan. Itu membutuhkan dorongan dari kita untuk secara porsi dalam skala prioritas, supaya kepala daerah bersinergi dengan provinsi untuk kemudian mendorong bagaimana tumbuhnya peran serta perempuan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” terang Sekretaris DPD PDI-P Jatim ini.
Menurut ketua Dekopin pusat ini,
komisi E berkomitmen melalui regulasi dan advokasi yang bisa dilakukan untuk berjejaring dengan semua elemen masyarakat, stakeholder, share holder yang mendukung perempuan yang memiliki integritas di sektor ekonomi dan politik, sosial dan kemasyarakatan.
“Memang kita sudah punya produk, tapi perlu untuk menekankan beberapa hal penting yang besok kita mau koordinasi dengan Kementerian Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) di Jakarta. Perempuan menurut saya sudah cukup majulah di Provinsi Jawa Timur ini, tetapi masih harus didorong dengan anggaran yang cukup. Kita berkomitmen untuk itu,” terangnya.
Lebih lanjut Untari menuturkan, di beberapa tempat ini masih harus menata ulang kembali, mana yang sangat dibutuhkan untuk membangun ekonomi mereka supaya lebih kuat.
Wanita cantik berhijab yang selalu tampil penuh energik ini menambahkan, saat ini
perwakilan perempuan di kursi legislatif belum sampai 30%.
“Karena itu kita mendorong rekan-rekan untuk bisa terus meningkatkan peran serta struktur struktural perempuan dan juga fraksinya supaya nanti bisa terjadi keseimbangan lah di dalam kita mengambil keputusan. Karena sebagian besar masih rekan-rekan kita yang pria sementara yang lebih dominan dalam menentukan setiap kebijakan,” sambungnya.
Untari menegaskan, meskipun demikian tetapi perempuan pun juga mengerti proses persoalan perempuan.
Diakui Untari bahwa pihaknya juga senang beberapa teman laki-laki mengerti banget diajak diskusi untuk urusan perempuan itu mudah, kondisi kekerasan terhadap perempuan dan anak di beberapa kabupaten kota masih cukup tinggi, terutama di Dapil Malang Raya.
“Masih ada dan terutama di daerah-daerah Dapil 14, Dapil 3 dan 4, itu daerah Madura serta yang bagian-bagian pedesaan itu terkadang masih cukup tinggi kekerasan terhadap perempuan dan anak dan juga desentralisasi perempuan itu ditemukan ada yang mengalami kekerasan terhadap mereka,” pungkasnya.(Yul)




