BERAU , Beritalima.com – Pengaruh dunia modern saat ini tidak dapat dipungkiri menyerang kaum remaja, bahkan tidak sedikit remaja terjerumus dalam lembah hitam pergaulan bebas, dan mulai menggunakan narkoba sebagai bahan untuk di bilang keren.
Namun kini Di setiap sekolah menengah atas, giat memprogramkan Pusat Informasi Konseling (PIK) Remaja, hal ini berfungsi untuk para remaja bermasalah bisa melakukan interaksi dengan para anggota PIK, bahkan di tahun 2016 ini PIK remaja kabupaten Berau menggelar pengalaman selama 3 hari dengan Anggota PIK sekolah lainnya, bahkan peserta mencapai 25 sekolah baik SMP maupun SMA.
Wiyati selaku pembina PIK Remaja mengatakan bahwa selama 3 hari mereka mengusung tema Genre For Revolusi Mental, hal ini dilihat dari maraknya pernikahan usia dini yang rata-rata masih berstatus pelajar.
“Dengan di gelarnya kegiatan Ini tentu kami berharap ada edukasi kepada para pelajar, agar menjauhi pergaulan bebas yang berujung pada narkoba maupun pernikahan dini,” ujarnya pada Minggu (23/10) kemarin.
Kami dari pemerintah sendiri mendukung adanya program PIK remaja ini, kenapa, karena banyak pengaruh postif yang diberikan bagi pada pelajar, bisa di bilang ini ekskull. Selain itu itu hal ini berkelanjutan dengan penanaman Komunikasi Informasi dan Edukasi (KiE) bagi para pelajar agar tidak terpengaruh dengan majunya perkembangan jaman.
“Edukasi, informasi maupun komunikasi sangat baik bagi para remaja saat ini, keterbukaan orang tua terhadap mereka sangat berpengaruh agar mereka paham bahaya yang mengancam mereka,” ujarnya lagi.
Sementara itu Viona salah seorang pelajar SMAN 1 Berau mengatakan bahwa, banyak hak menarik yang dia dapat selama mengikuti PIK antara sekolah ini maupun PIK yang sekolah mereka laksanakan.Bahkan yang awalnya dia malu tampil, kini dia paling duluan jika di sueuh tampil di muka umum.
“Banyak manfaat yang kami dapat selama mengikuti PIK ini, banyak materi yang dulu kami tidak paham, sekarang kami paham, bahkan dulu saya pemalu kini saya percaya diri,” ujarnya.
Selain berbagi pengalaman para pelajar dari 25 sekolah di 5 kecamatan ini pun saling tukar informasi mengenai sekolah mereka maupun cara mereka mengelola pik di sekolah mereka masing-masing.
“Seru, bayangkan saja kami bisa dapat informasi terbaru mengenai cara pengelolaan PIK dan juga mendapat teman baru lagi,” pungkasnya. (Tim)