SURABAYA, beritalima.com | Sejak dioperasikannya kembali saat pemberlakuan Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka) 2025 awal Februari lalu, Stasiun Boharan dan Stasiun Kedinding menjelma sebagai solusi aksesibilitas dan memperkuat konektivitas transportasi publik di kawasan Surabaya.
Kehadiran kembali kedua stasiun di wilayah Kabupaten Sidoarjo tersebut mempermudah mobilitas harian masyarakat yang sebelumnya harus menempuh perjalanan lebih jauh atau berganti moda untuk mencapai pusat kota atau wilayah sekitar Surabaya.
Sejak itu akses menuju tempat-tempat tersebut, bahkan ke daerah-daerah di wilayah Sidoarjo, Kertosono, hingga Blitar dan Malang, dapat dijangkau lebih cepat dan efisien dengan Commuter Line.
VP Corporate Secretary KAI Commuter, Joni Martinus, mengatakan, pertumbuhan pengguna Commuter Line di Stasiun Boharan dan Stasiun Kedinding menunjukkan tren positif.
“Pada Juni 2025, pengguna Commuter Line di Stasiun Boharan dan Stasiun Kedinding meningkat 37 persen dibandingkan pada bulan pertama pengoperasian kedua stasiun itu pada Februari 2025,” kata Joni, Senin (4/8/2025).
Pada Juni 2025, pengguna Commuter Line yang naik dari Stasiun Boharan 1.565 orang dan yang turun 1.559 orang. Sedangkan pada Februari 2025 yang naik 1.143 orang dan yang turun 1.059 orang.
Sementara itu pada Juni 2025, pengguna Commuter Line yang naik dari Stasiun Kedinding 1.005 orang dan yang turun 948 orang, sedangkan pada Februari 2025 yang naik 734 orang dan yang turun 691 orang.
Peningkatan tersebut, menurut Joni, mencerminkan antusiasme masyarakat dalam menggunakan transportasi publik berbasis rel ini terus berkembang.
Lebih dari sekadar menjadi titik naik-turun pengguna Commuter Line, kedua stasiun tersebut menjadi simpul penting dalam jaringan transportasi kota yang menghubungkan kawasan pemukiman dengan pusat aktivitas ekonomi, pendidikan, dan layanan publik.
“Reaktivasi stasiun tersebut juga memberikan dampak positif terhadap ekonomi lokal, mulai dari tumbuhnya UMKM di sekitar stasiun hingga meningkatnya aktivitas transportasi pendukung di wilayah sekitarnya,” tambah Joni.
Dia menuturkan, pengoperasian kembali kedua stasiun tersebut tidak lepas dari peran Pemerintah, dalam hal ini Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) Surabaya Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, yang membangun kembali kedua stasiun menjadi lebih luas dan lengkap dari segi fasilitas layanan pengguna.
Saat ini, kedua stasiun tersebut melayani 16 perjalanan Commuter Line tujuan Surabaya, Mojokerto, Kertosono, hingga Kediri, Blitar, dan Malang.
Di stasiun tersebut masyarakat bisa menikmati layanan perjalanan Commuter Line Dhoho, Commuter Line Penataran, dan Commuter Line Jenggala setiap hari.
Pengoperasian kembali stasiun-stasiun tersebut juga berperan strategis dalam mendukung konektivitas antarwilayah di Jawa Timur, serta memperkuat peran transportasi berbasis rel sebagai tulang punggung mobilitas masyarakat di kawasan aglomerasi.
“Dengan aksesibilitas yang lebih baik dan mudah, pertumbuhan ekonomi lokal di sekitar stasiun diharapkan dapat berkembang lebih pesat,” tutup Joni. (Gan)
Teks Foto: Stasiun Boharan, Sidoarjo, memberikan dampak positif terhadap ekonomi lokal. (Istimewa)

