SURABAYA, beritalima.com | Kontribusi ekonomi Provinsi Jawa Timur terhadap ekonomi nasional mencapai 15%. Struktur ekonomi Jawa Timur yang sangat kuat bebasis industri manufaktur, perdagangan, pertanian.
“Hal tersebut merupakan modal dan kunci utama dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional yang berbasis regional,” kata Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti, keynote speech webinar 7th East Java Economic (EJAVEC) Forum, Rabu (4/11/2020).
Disampaikan, ada 5 dukungan BI dalam menjaga perekonomian nasional di tengah pandemi Covid-19. Pertama, membuka secara bertahap sektor produktif, potensial dengan mengedepankan protokol kesehatan.
Kedua, lanjut dia, percepatan realisasi anggaran pemerintah pusat dan pemerintah daerah di sisa tahun 2020. Ketiga, sinergi kebijakan fiskal, moneter, dan sektor riil. Keempat, optimalisasi restrukturisasi kredit bagi dunia usaha. Dan kelima, mendorong digitalisasi sistem pembayaran.
Dalam webinar ini hadir pula Wakil Menteri Keuangan Republik Indonesia, Prof Suahasil Nazara. Suahasil mengemukakan, postur APBN 2021 difokuskan untuk tetap mendukung percepatan pemulihan ekonomi dan penguatan reformasi. Dalam jangka pendek pemulihan ekonomi, dan dalam jangka panjang reformasi struktural.
Ditambahkan, belanja APBD dan tingkat desa sangat penting untuk mendorong kinerja perekonomian dan pendapatan masyarakat. Pada tahun ini, anggaran transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) mencapai hampir sepertiga dari total anggaran belanja negara di APBN.
Dengan adanya dana tersebut diharapkan dapat mendukung perputaran perekonomian di daerah dan masyarakat. Pencairan dana tersebut juga dapat dimanfaatkan untuk mendorong masyarakat belanja dan pelaku usaha serta UMKM untuk dapat berproduksi kembali.
Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, yang juga hadir di acara ini mengatakan, Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah menyusun langkah-langkah strategi dalam mendukung pemulihan ekonomi di tengah Pandemi Covid-19.
“Pemprov Jatim terus melakukan kebijakan untuk mendorong sektor konsumsi kembali bergairah. Berbagai stimulus pendorong telah diberikan, mulai dari program lumbung pangan, jasa logistik, jasa telekomunikasi, elektronik, makanan dan minuman, kimia, farmasi dan alat kesehatan sampai produk tekstil.
“Dengan adanya program-program tersebut diharapkan mampu mensubtitusi sektor lain yang terdampak seperti sektor pariwisata, hotel dan restaurant,” ujar Emil.
Sementara itu, di awal sambutan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Difi Ahmad Johansyah, menjelaskan, kegiatan Ejavec ini diselenggarakan BI bekerjasama dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga (FEB Unair) Surabaya dan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Surabaya.
Menurut Difi, Ejavec menjadi forum strategis dalam mendukung kemajuan ekonomi regional Jatim. Forum ini mengupas berbagai isu strategis untuk menggali rekomendasi dan solusi kreatif bagi Jatim. “Kami berharap Ejavec terus berkembang dan memberi kontribusi tercapainya Jatim sebagai smart province berbasis research,” ujarnya.
Ditegaskan, BI Jatim komitmen dalam menjaga resiliensi, mendorong percepatan pemulihan ekonomi dan sosial Jatim di tengah Pandemi Covid-19. “Kami terus memperhatikan perkembangan ekonomi global dan nasional yang diprakirakan membaik pada paruh kedua 2020,” lanjut Difi.
“Potensi geliat ekonomi Jawa Timur juga terlihat pada defisit neraca perdagangan yang terus menyempit, adanya peningkatan aktivitas bongkar muat di Tanjung Perak, mobilitas masyarakat ke tempat pembelanjaan yang terus meningkat, serta indikator positif lainnya” tambahnya. (Ganefo)
