beritalima.com | Wabah Corona yang melanda Indonesia membuat pemerintah mengambil sejumlah kebijakan seperti membatasi kontak fisik, maupun sosial serta sejumlah kegiatan perekonomian. Kondisi ini berdampak besar terhadap perekonomian Indonesia.
Sejumlah perusahaan melakukan PHK besar-besaran yang mengakibatkan bertambahnya angka kemiskininan. Tentunya hal tersebut akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diproyeksikan hanya tumbuh 2.3 persen pada tahun 2020.
Kondisi tersebut tentunya dapat membawa Indonesia masuk ke dalam krisis apabila tidak ada langkah konkrit para pengambil kebijakan.
Namun di sisi lain, situasi krisis tersebut menjadi momentum bagi anak-anak muda untuk tampil dengan kreatifitas yang dimilikinya. Karena krisis memerlukan kemampuan nyata sebagai problem solver yang biasanya dimiliki oleh anak muda.
Kreativitas dan ketangguhan masyarakat akan menentukan apakah kita bisa keluar dari krisis atau tidak. Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Palang Merah Indonesia (PMI) pada acara Webinar Nasional “Perspektif Milenial dalam Revitalisasi Ekonomi Pasca Pandemi Covid-19” yang diselenggarakan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) kerja sama dengan Politeknik Harapan Bersama Tegal, Rabu 10 Juni 2020
“Situasi krisis ini akan menimbulkan cara hidup baru, cara mengurus ekonomi yang baru yang memerlukan kratifitas.
Untuk itu situasi krisis ini seharusnya menjadi momentum bagi anak muda untuk tampil sebagai problem solver dengan kreativitas yang dimilikinya.
“Bagaimana pun hanya kreativitas dan daya tahan masyarakat yang kan menentukan kita apakah berhasil melalui krisis ini atau tidak,” ujar Sudirman.
Lebih lanjut mantan menteri ESDM pada periode awal Jokowi ini mengungkapkan bahwa dalam kondisi ekonomi seperti sekarang ini ada baiknya para anak muda untuk mulai kembali ke desa, dan mulai membangun desa dengan teknologi dan manajemen yang dikuasainya
“Ini semua adalah tantangan bagi generasi Muda, dengan pengetahuan dan pendidikan yg tinggi. Kembali ke desa memperkuat kapasitas produksi. Dengan teknologi, pengetahuan dan manajerial,” Sudirman melanjutkan.
Dalam seminar Via Daring yang diikuti sebanyak 700 partisipan yang berasal dari Akademisi, Akuntan, pejabat pemerintah serta para pelaku usaha tersebut, Sudirman juga berbagi kisah sukses beberapa sarjana muda yang kembali ke desa dan berhasil membangun pertanian di desanya dengan omset ratusan juta per-bulannya.
Menurut Sudirman faktor keberhasilan mereka karena mereka bisa membaca peluang basis ekonomi Indonesia yang merupakan ekonomi konsumsi. Sudriman meyakini apabila anak muda dapat memotori pemenuhan kebutuhan pangan di dalam negeri, recovery Indonesia akan cepat pulih.
“Ekonomi kita adalah ekonomi konsumsi. Dan pasar domestik begitu besar. Dengan kreativitas dan teknologi, bila kita garap pasar domestik utamanya pasar konsumsi maka recovery ekonomi akan cepat pulih,” tegasnya.
Selain Sudirman Said, hadir juga sebagai pembicara dalam webinar tersebut para dosen muda yaitu Musyafa Al-Farizi dari Universitas Negeri Semarang, Risgiyanti dari Universitas Sebelas Maret, Monica Rosiana, Dari Universitas Jenderal Soedirman. Adapun yang bertindak sebagai keynote speaker Heri santosa Ketua IAI Jawa Tengah dan sebagai pemandu acara Gea Dwi Rahmadiane dari Politeknik Harapan bersama.